Pusat Data Nasional Diserang Peretas dan Minta Tebusan Seharga 14 Unit Porsche, Gini Kata Menkominfo

Pusat Data Nasional (PDN) diserang peretas hingga minta tebusan uang dengan angka fantastis. Menkominfo buka suara

Editor: Hilda Rubiah
(WARTAKOTA/YULIANTO)
Pusat Data Nasional Diserang Peretas dan Minta Tebusan Seharga 14 Unit Porsche, Gini Kata Menkominfo 

TRIBUNJABAR.ID - Pusat Data Nasional (PDN) diserang peretas hingga minta tebusan uang dengan angka fantastis.

Tak tanggung-tanggung, peretas minta tebusan uang senilai harga 14 unit mobil mewah Porsche GT3 jika ingin data PDN kembali seperti semula.

Soal Pusat Data Nasional (PDN) diretas tersebut Budi Arie Setiadi Menteri Komunikasi dan Informatika ( Menkominfo) akhirnya buka suara.

Budi Arie Setiadi membenarkan soal ada permintaan sejumlah uang tebusan dari peretas tersebut.

Baca juga: Tata Cara Pemadanan NPWP dan NIK Bagi Wajib Pajak, Batas Waktu Pemadanan hingga 30 Juni 2024

Hal ini disampaikan Budi Arie di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/6/2024).

Budi menjawab pertanyaan wartawan apakah ada permintaan uang tebusan di balik serangan ransomware itu.

"Menurut tim, (uang tebusan) 8 juta dolar," ujar Budi Arie Menkominfo tersebut.

Angka uang 8 juta USD dalam kurs saat ini bisa mencapai Rp 131 Miliar.

Ia tak berbicara banyak mengenai uang tebusan itu.

Budi Arie memilih langsung meninggalkan wartawan karena hendak mengikuti sidang kabinet paripurna bersama Presiden Joko Widodo.

"Ini serangan virus LockBit 3.0," jelasnya.

Dilansir dari Kompas.com sebelumnya, Ketua BSSN Hinsa Siburian serangan siber tersebut terjadi di Pusat Data Nasional Sementara yang lokasinya ada di Surabaya, Jawa Timur.

"Perlu kami sampaikan insiden Pusat Data Sementara inilah dalam bentuk ransomware dengan nama Brain Cipher. Ransomware ini adalah pengembangan terbaru dari Ransomware LockBit 3.0," ujar Hinsa, Senin (24/6/2024).

Baca juga: PT KAI Diretas, Pelaku Minta Tebusan, Data Karyawan dan Pelanggan Bocor, PT KAI: Belum Ada Bukti

"Jadi, Ransomware ini dikembangkan terus. Ini yang terbaru setelah kita lihat dari sampel, sudah dilakukan sementara oleh forensik BSSN," sambungnya.

Terkait disampaikannya perkembangan terkini Pusat Data Nasional Sementara ke publik, Hinsa mengatakan ini sebagai sebuah bentuk pembelajaran.

"Perlu kita ketahui supaya bisa mengantisipasi dan segera kita sampaikan juga kepada instansi maupun teman-teman lain, sekaligus sebagai lesson learn untuk kita mitigasi kemungkinan terjadi lainnya," jelasnya.

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Kurang Ajar! Peretas Pusat Data Nasional Minta Tebusan 8 Juta USD

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved