Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Kisah Kampung Saladara Cirebon Mencekam usai Terpidana Kasus Vina Ditangkap, Pemuda Tak Boleh Lewat

Daerah Saladara yang sebelumnya dikenal alim, tiba-tiba mendapat stigma sebagai tempat yang kejam.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Seli Andina Miranti
Tribun Cirebon/ Eki Yulianto
Ketua RW 10 Kampung Saladara, tempat di mana asal alamat mayoritas terpidana kasus Vina Cirebon, Basari. 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Suasana Kampung Saladara mencekam pascapenangkapan delapan terpidana kasus pembunuhan Vina dan Eki dulu.

Diketahui dari delapan terpidana, tujuh di antaranya berasal dari kampung yang berada di Kelurahan Karyamula, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon.

Hal ini disampaikan oleh Ketua RW 10 Kampung Saladara, Basari.

"Ya jadi, pascakejadian penangkapan 8 terpidana itu, tepatnya saya kembali menjabat tahun 2017 akhir, Kampung Saladara yang saya pimpin selaku RW ini dikenal sebagai kampung mencekam," ujar Basari, Kamis (20/6/2024).

Basari mengisahkan bagaimana suasana di kampungnya berubah drastis setelah penangkapan tersebut.

Warga mulai merasa takut dan khawatir, terutama bagi mereka yang memiliki anak laki-laki.

"Awalnya, ada salah seorang warga yang mendatangi rumah saya dengan bahasa, 'Pak Abas mohon maaf, sekarang warga saya khususnya yang punya anak laki-laki kalau malam Minggu itu tidak boleh melintas di daerah Saladara'," ucap Basari, menirukan ucapan warganya.

Ia menjelaskan, bahwa daerah Saladara yang sebelumnya dikenal alim, tiba-tiba mendapat stigma sebagai tempat yang kejam.

Baca juga: Komnas HAM Tinjau TKP Pembunuhan Vina di Cirebon hingga Temui Liga Akbar, Kumpulkan Bukti Baru

Warga tidak mengetahui siapa pelaku sebenarnya, namun suasana mencekam sudah terlanjur menyelimuti kampung.

"Saat itu saya merasa dirugikan, tercoreng namanya. Saya merasa terzalimi, ada warga saya seolah-olah memang seorang pembunuh," ujarnya.

"Padahal saya yakin seyakin-yakinnya, dengan saya melihat Sudirman dan teman-temannya itu, saya yakin warga saya tidak melakukan tindakan sezalim itu," lanjutnya.

Namun, Basari mengungkapkan bahwa situasi mulai membaik.

Dengan kebebasan media yang sekarang lebih terbuka dan saksi-saksi yang dulu memberikan kesaksian palsu kini sudah jujur dan terbuka, perlahan-lahan kebenaran mulai terungkap.

"Alhamdulillah saat ini, semua mata sudah terbuka, kemudian media sekarang sudah benar-benar bebas mengeluarkan apa yang ada diinformasikan dan Alhamdulillah semua saksi-saksi yang dulu memberikan kesaksian palsu itu sudah jujur dan terbuka," kata Basari dengan rasa syukur.

Sumber: Tribun Cirebon
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved