Screening-nya Sukses Digelar, Film Lafran Kahmi Jabar Tembus 1.700 Penonton

Special screening Film Lafran sukses digelar di bioskop Paris Van Java (PVJ) Bandung. Film tersebut, tembus 1.700 penonton.

Tribun Jabar/ Nazmi Abdurrahman
Special screening Film Lafran sukses digelar di bioskop Paris Van Java (PVJ) Bandung. Film tersebut, tembus 1.700 penonton. 

Arief menyebut kehadiran film Lafran bisa menjadi inspirasi generasi muda bahwa ada sosok Lafran Pane, sosok pemuda Islam yang sangat gigih mempertahankan kemerdekaan Indonesia .

"Ini film yang sangat bagus untuk ditonton. Ini juga edukasi kepada orang muda di Bandung, bahwa ada sosok Lafran Pane yang bisa jadi inspirasi untuk orang muda yang berjuang demi bangsa dan negara," tutur Arief.

Ketua Umum PB HMI periode 2013-2015 berharap Film Lafran juga bisa meningkatkan semangat keindonesiaan dan keislaman, tidak hanya bagi kader HMI tetapi semua generasi muda.

"Kami harap setelah menonton ini, generasi muda kita di Bandung, Jawa Barat, dan sekitarnya bisa lebih semangat lagi. Khususnya untuk kader HMI, lebih berdedikasi dalam memberikan kontribusi kepada Indonesia," katanya.

Film LAFRAN yang dibintangi oleh Dimas Anggara merupakan karya hasil kerja sama KAHMI dengan Reborn Initiatives dan Radepa Studio. Film LAFRAN dibintangi deretan sineas Indonesia berbakat, yakni Dimas Anggara, Mathias Muchus, Ariyo Wahab, Lala Karmala, Alfie Alfandi, Ratna Riantiarno Farandika, hingga Nabil Lunggana.

Film ini mengisahkan tentang sosok aktivis pemuda Islam, Lafran Pane. Lafran dikisahkan tumbuh menjadi pemberontak dan pindah-pindah sekolah, bahkan sempat menjadi petinju jalanan. Sementara abangnya, pujangga Sanusi Pane (Aryo Wahab), dan Armijn Pane (Alfie Afandi), mendorong Lafran agar energinya disalurkan dalam bentuk karya.

Dalam film ini juga dikisahkan sosok Lafran tumbuh menjadi pemberontak dan pindah-pindah sekolah, bahkan sempat menjadi petinju jalanan. Sementara abangnya, pujangga Sanusi Pane (Aryo Wahab), dan Armijn Pane (Alfie Afandi), mendorong Lafran agar energinya disalurkan dalam bentuk karya.

Saat pendudukan Jepang, Lafran sempat ditahan karena membela para peternak sapi. Ia kemudian dibebaskan setelah ayahnya menebus dengan menyerahkan bus Sibual-buali kepada tentara Jepang. Semasa kuliah di Yogyakarta, Lafran gelisah melihat kaum muslim terpelajar yang terlalu larut dalam pemikiran sekular, dan melupakan ibadah.

Lafran bersama teman-temannya lalu mendirikan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada 5 Februari 1947, yang kini menjadi organisasi kampus terbesar di Indonesia hingga saat ini banyak melahirkan tokoh pemimpin Indonesia.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved