Kecelakaan Maut di Ciater Subang

Sosok Sadira Sopir Bus Jadi Tersangka Kecelakaan Maut di Subang Jawa Barat, Disebut Terbukti Lalai

Inilah sosok Sadira, sopir bus Trans Putera Fajar yang membawa rombongan siswa SMK Lingga Kencana.

Istimewa
Sadira sopir bus pariwisata Putera Fajar membawa Siswa SMK Lingga Kencana Depok menceritakan detik-detik bus yang dia kendarai kecelakaan maut di Subang.  

TRIBUNJABAR.ID - Inilah sosok Sadira, sopir bus Trans Putera Fajar yang membawa rombongan siswa SMK Lingga Kencana.

Bus yang dikemudikannya mengalami kecelakaan di Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024).

Kecelakaan maut itu pun menewaskan 11 orang.

Baca juga: 4 Penyebab Kecelakaan Bus Rombongan SMK Lingga Kencana Depok di Ciater Subang Menurut Polisi

Atas kecelakaan tersebut, kini Sadira ditetapkan menjadi tersangka.

Sadira disangkakan Pasal 311 ayat 5 Undang-undang No.22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara dan denda Rp 24 juta.

"Sadira terbukti lalai. Sudah jelas mobil dalam keadaan sudah rusak tak layak jalan, namun terus dipaksakan jalan hingga akhirnya bus tersebut mengalami kecelakaan dan menewaskan 11 penumpang dan 40 penumpang lainnya luka-luka," kata Dirlantas Polda Jabar, Kombes Pol Wibowo, saat konferensi pers di Mapolres Subang, Selasa (14/5/2024).

Pengakuan Sadira

Pria berusia 50 tahun itu sebelumnya sempat menguak detik-detik kecelakaan maut tersebut.

Sadira menyebut rem mobil yang kemudikan blong ketika memasuki turunan pertigaan Sariater.

Adapun jarak antara Rumah Makan Bang Jun dengan TKP kecelakaan maut itu hanya 750 meter.

Kondisi jalan juga cuma lurus tanpa ada tikungan sama sekali.

Jalan baru menikung tepat di lokasi kejadian.

Bus yang membawa rombongan pelajar SMK itu pun sempat diperbaiki saat berhenti di rumah makan Bang Jun.

Ia mengaku sebelum melanjutkan perjalanan, saat istirahat makan, rem mobil sudah diperbaiki oleh montir dan sudah normal.

"Waktu itu, pada saat abis makan sore di Rumah Makan Bang Jun, kemudian saya melanjutkan perjalanan," kata Sadira lagi.

"Tapi sayang, tiba-tiba rem tersebut blong."

Dirasakannya posisi rem mulai blong ketika melintas di perempatan menuju tempat wisata Sariater.

Posisi pertigaan Sariater ke TKP bus terguling, maju sepanjang 400 meter.

"Saat memasuki turunan perempatan Sariater, tiba -tiba saya tekan rem, perseneling saya masukin gak masuk-masuk, ternyata anginnya tiba tiba abis," kata Sadira, saat ditemui Tribunjabar, saat sedang terbaring dalam perawatan di RSUD Subang, Minggu(212/5/2024)

Kelabakan cari jalur

Lebih lanjut, Sadira mengaku saat tahu rem bus blong, saat itu ia langsung kelabakan mencari jalur penyelamat namun tidak ada.

Ia khawatir jika busnya terus diajukan dalam kondisi rem blong, akan mengakibatkan banyak korban.

"Saya sudah panik saat tahu rem blong. Waktu itu mau saya terusin takut tambah banyak korban karena akan banyak kendaraan yang tertabrak nantinya," katanya.

Sadira kemudian memutuskan untuk mengarahkan busnya ke kanan, itulah akibatnya bus menyenggol Daihatsu Feroza dan 2 motor.

Keputusan Sadira membuang bus ke kanan karena saat itu ada sekitar 5 motor di depannya.

"Jadi tak ada pilihan lain waktu itu, lebih baik saya buang kanan dan benturkan ke tiang listrik hingga akhirnya terguling dan terhenti," ucapnya.

Apa daya, upaya Sadira meminimalisir jumlah korban malah gagal.

Bus yang sengaja dia tabrakkan ke tiang listrik di sebelah kanan itu malah membuat bus terguling dan terseret.

Akibatnya, 10 orang tewas, 4 di antaranya karena tertindih bodi bus yang terseret saat terguling.

Satu korban tewas lagi adalah pengendara motor.

"Saya tidak menyangka mobil tersebut akan terguling," imbuhnya

Sadira mengaku dirinya hanya mengalami luka sedang.

Ia mengalami memar di bagian kepala tangan dan kaki.

Penyebab Kecelakaan

Berdasarkan hasil penyelidikan, Wibowo mengatakan, ada beberapa penyebab bus tersebut mengalami kecelakaan.

1 Oli sudah keruh sudah lama tak diganti

2. Adanya campuran air dan oli didalam kompresor, harusnya ada udara saja. Hal ini terjadi karena ada kebocoran Oli

3. Jarak antara kampas rem dibawah standar yakni 0,3mm seharusnya minimalnya di 0,45mm

4. Terjadi kebocoran di dalam ruang relaypart dan sambungan antara relaypart dengan booster, karena adanya komponen yang sudah rusak sehingga saluran tidak tertutup rapat, sehingga menyebabkan kekurangan tekanan.

Lanjut Kombes Pol Wibowo, dari fakta-fakta tersebut, pihaknya menyimpulkan penyebab utama kecelakaan maut tersebut yang menewaskan 9 orang pelajar SMK Lingga Kencana Depok, beserta 1 orang gurunya dan 1 orang pengendara motor warga Cibogo Subang.

"Penyebab utama kecelakaan maut tersebut karena adanya kegagalan fungsi pada sistem pengereman bus maut tersebut," ucapnya

Kombes Pol Wibowo juga menegaskan, bahwa dalam kasus kecelakaan maut rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok ini, kemungkinan akan ada tersangka

"Kita akan terus lakukan pendalam dan pemeriksaan dalam kasus kecelakaan maut tersebut termasuk melakukan pemeriksaan terhadap pemilik PO Bus, karena ditemukan fakta tak perpanjang uji KIR, serta fakta lainnya seperti perubahan badan bus dari bus biasa menjadi Jetbus atau High Decker," katanya.

Tak ditemukan bekas pengereman

Terbaru, Wibowo mmengatakan sopir dua kali memperbaki rem bus.

"Yang pertama di Tangkuban Perahu, yang kedua di RM Bang Jul dan dicoba diperbaiki oleh kenek dan pengemudi terkait seal (pencegah kebocoran). Lalu dia meminjam seal ke mobil yang lain, tetapi karna seal ini tidak sesuai ukuran, akhirnya tidak jadi dilakukan dan tetap melakukan perjalanan sampai akhirnya terjadi kecelakaan," kata Wibowo saat konferensi pers di Mapolres Subang, Selasa (14/5/2024).

Di lokasi kecelakaan itu pun tidak ditemukan bekas pengereman, namun bekas gesekan bus dengan aspal.

Artinya, bus tidak melakukan pengereman saat kecelakaan tersebut terjadi.

(Tribunjabar.id/Salma Dinda/Ahya Nurdin)

Baca berita Tribun Jabar lainnya di GoogleNews.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved