kecelakaan Maut di Ciater Subang

Belum Terlacak Perombakan Total Bus PO Trans Putera Fajar dari Model Discoveri Menjadi SHD Jetbus

Belum ada informasi sejak di tangan siapa bus Trans Putera Fajar dirombak modelnya dari model standar Discovery menjadi model SHD Jetbus.

Kolase Tribunnews
Kondisi bus maut PO Trans Putera Fajar sebelum dan sesudah dirombak total rangka bodinya. 

TRIBUNJABAR.ID - Bus PO Trans Putera Fajar yang mengalami kecelakaan di Ciater, Subang, diketahui sudah mengalami perombakan.

Paling mencolok adalah rangka bodi bus yang dirombak total menjadi lebih mewah dan lebih tinggi.

Belakangan diketahui, pemilik bus PO Trans Putera Fajar merombak total rangka bodi bus Hino AK tua tahun 2006 dari bodi standard 3,5 meter model Discovery buatan Karoseri Laksana menjadi bodi SHD yang lebih jangkung dengan tinggi 3,8-3,9 meter.

Perombakan total ini bus dengan bernopolr Kabupaten Wonogiri AD 7524 OG disinyalir berisiko menjadi limbung saat dikemudikan.

Analis transportasi jalan Forum Transportasi Jalan dan Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), AM Fikri, berpendapat berdasarkan analisis, bus Trans Putera Fajar mengalami perombakan rangka bodi dengan meninggikan lantai bus dari posisi standar bikinan pabrikan awalnya.

"Kalau lihat bagasi dan panel di atas rumah ban sangat beda dengan bodi Discovery mesin depan (bodi awal). Bus ini nggak cuma potong depan-belakang, tapi lantainya juga lebih tinggi."

"Itu setidaknya keliatan dari panel pintu bagasinya," ujar Fikri menganalisis, saat dihubungi Tribunnews, Selasa (14/5/2024).

Menurut Fikri, bagasi belakang bus juga mengalami pengangkatan pintu di sisi kiri dan kanan bus.

Berdasarkan diskusi dengan praktisi karoseri bus, menurut Fikri, mereka menyatakan bus Trans Putera Fajar memang mengalami perombakan struktur rangka bodi yang membuatnya lebih tinggi dari kondisi standarnya saat keluar dari karoseri Laksana.

Kondisi Bus Trans Putra Fajar setelah dan sebelum kecelakaan. (kolase Instagram via TribunBogor) ( kolase Instagram via TribunBogor)
Kondisi Bus Trans Putra Fajar setelah dan sebelum kecelakaan. (kolase Instagram via TribunBogor) ( kolase Instagram via TribunBogor) (kolase Instagram via TribunBogor)

Lantas sejak di tangan siapa bus Trans Putera Fajar dirombak modelnya dari model standar Discovery menjadi model SHD ala Jetbus 3?

Belum ada informasi pasti tentang ini.

Seorang warganet di akun Tiktok @Joe_Syehan_Store menyebut, bus tersebut dirombak dari model Discovery ke Jetbus 3 SHD saat dioperasikan oleh PO Maulana Trans.

Dia menulis:

"Itu bis rakitan 2006, awal mula body HD Riwayat unit : SAN - Aldo trans holidays - jaya guna hage - putra pandawa karya - Maulana trans (di rombak ke Jb3) - Putera fajar." .

Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Wonogiri, Waluyo, mengatakan saat bus tersebut menjalani uji KIR pada Juni 2023, spesifikasi bus itu masih sesuai dengan Sertifikat Registrasi Uji Tipe (SRUT).

Artinya, tampilan fisik bus tersebut masih model Discovery.

Waluyo tidak mengetahui pasti di tangan PO mana perombakan tersebut dilakukan.

Baca juga: 4 Penyebab Kecelakaan Bus Rombongan SMK Lingga Kencana Depok di Ciater Subang Menurut Polisi

 "Saat dijual bagaimana fisiknya tidak tahu, hanya dokumen itu," 

"Termasuk bodi diubah kapan dan dimana, tidak tahu. Saat dijual KIR-nya masih aktif," ujar Waluyo lagi kepada awak media, Senin (13/5/2024).

Sebelumnya diberitakan, bus Trans Putera Fajar mengami perombakan bodi dari bodi aslinya saat keluar dari Karoseri Laksana, model Discovery. Sasisnya adalah Hino AK bermesin depan produksi tahun 2006.

Bodi bus tersebut dibangun Karoseri Laksana, Ungaran, menggunakan model Discovery. Model bus Discovery banyak dipakai perusahaan otobus (PO) yang menggunakan armada bermesin depan.

Diantaranya, PO Mira, PO Sumber Selamat dan PO Sugeng Rahayu. Beberapa perusahaan bus antar kota antar provinsi menggunakan pulea bodi model ini diantaranya, PO Sumber Alam, Purworejo.  

Bus Trans Putera Fajar yang nahas dan menyebabkan 11 siswa SMK Lingga Kencana Depok meninggal saat membawa rombongan mereka pulang dari acara perpisahan di Bandung tersebut, juga berganti kepemilikan hingga berkali-kali.

Bus pariwisata nahas Trans Putera Fajar saat masih dioperasikan sebagai armada bus antar kota dalam provinsi (AKDP) oleh PO Jaya Guna Hage, Wonogiri. (Instagram @explorebuslovers)
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Wonogiri Waluyo membenarkan bahwa bus Trans Putera Fajar sudah berkali-kali ganti pemilik mengacu pada data yang dimiliki kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Wonogiri.

Baca juga: Ratusan Pelajar Bentangkan Spanduk RIP SMK Lingga Kencana yang Siswanya Kecelakaan di Ciater Subang

Dia mengatakan, pihak PO Jaya Guna Hage menjual lagi bus tersebut pada Oktober 2023.

"Bus Jaya Guna Hage itu beli dari pihak lain. Kemudian pada Oktober 2023, oleh Hage dilepas ke pihak lain lagi," kata Waluyo kepada media, Senin (13/5/2024).

Yang menarik, saat dioperasikan oleh PO Jaya Guna Hage, bus tersebut statusnya sebagai armada bus antarkota dalam provinsi (AKDP) di Jawa Tengah.

Seperti diketahui, bus tersebut awalnya diduga dimiliki oleh PO SAN Bengkulu sebagai armada AKAP.

Bus tersebut kemudian dijual ke PO bus di Pulau Jawa.

Petugas KNKT dari Jakarta melakukan inspeksi bus Putera Fajar setelah dievakuasi petugas dengan truk derek ke Terminal Subang, Minggu (12/5/2024) sore.

Dari perusahaan otobus tersebut bus ini kemudian dijual ke PO Jaya Guna Hage yang berbasis di Wonogiri dengan plat AD Wonogiri.

Saat masih dikelola PO Jaya Guna Hage, stiker SAN di kaca depan masih tersemat, belum dihapus, berdasarkan unggahan video sejumlah netizen di media sosial.

Oleh PO Jaya Guna Hage, bus kemudian dilepas ke perusahaan otobus lainnya yang diduga hingga dua kali berpindah pemilik baru. Saat bus dibeli PO Putra Pandawa Karya, model Discovery pada bus ini masih orisinil alias dipertahankan.

Namun demikian, izin KIR bus tersebut tetap menggunakan nama PO Jaya Guna Hage untuk keperluan perizinan uji KIR berkala di Dinas Perhubungan daerah.

Ada dugaan sementara, PO yang saat ini mengoperasikan bus pariwisata nahas tersebut tidak memiliki izin usaha bus pariwisata.

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan, status uji kir bus pariwisata PO Trans Putera Fajar berplat nomor Wonogiri AD 7524 OG yang mengalami kecelakaan maut di Subang, Jawa Barat, sudah kadaluwarsa sejak Desember 2023.

Selain itu, bus maut PO Trans Putera Fajar saat mengalami kecelakaan di Subang juga tidak memiliki izin angkutan.

Data pada aplikasi Mitra Darat Fajar menjalani uji KIR di Dinas Perhubungan Kabupaten Wonogiri terakhir pada Juni 2023.

Nama pemilik bus masih tertulis PT Jaya Guna Hage alias belum balik nama dari pemilik lama.

"Pada aplikasi Mitra Darat, bus tersebut tercatat tidak memiliki izin angkutan dan status lulus uji berkala (uji kir) telah kadaluwarsa sejak 6 Desember 2023," kata Kepala Bagian Hukum dan Humas Ditjen Perhubungan Darat, Aznal dalam keterangannya, Sabtu (11/5/2024).

Terkait kecelakaan maut bus Trans Putera Fajar ini Aznal mengatakan, Ditjen Hubdat saat ini telah berkoordinasi dengan kepolisian untuk menginvestigasi mendalam terkait kecelakaan tersebut.

Ditjen Hubdat mengimbau kepada seluruh Perusahaan Otobus (PO) dan pengemudi untuk memeriksa secara berkala kondisi armada dan melakukan pendaftaran izin angkutan serta rutin melakukan uji berkala kendaraan.

"Diimbau kepada seluruh masyarakat yang menggunakan angkutan umum bus dapat memeriksa kelayakan kendaraan sebelum keberangkatan pada aplikasi Mitra Darat yang dapat diunduh pada smartphone," tutur Aznal.

Sebelumnya, bus membawa rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok, mengalami kecelakaan tragis di kawasan Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024) malam.

Total korban mencapai belasan orang. Dari pihak SMK Lingga Kencana Depok korban mencapai 10 orang yang seluruhnya adalah penumpang bus tersebut. (*)
 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved