Haru Nenek Sebatang Kara Berangkat Haji dari Hasil Mengajar Ngaji, 12 Tahun Nabung di Bawah Kasur
Untuk bisa berangkat Ibadah Haji ke Tanah Suci, Nenek Hasinah harus menabung selama 12 tahun.
TRIBUNJABAR.ID, BAUBAU - Usaha gigih seorang nenek yang tinggal sebatang kara ini tak percuma. Berkat kegigihan dan keteguhannya, nenek tersebut bisa melaksanakan ibadah haji.
Nenek tersebut bernama Hasinah. Nenek Hasinah sehar-hari bekerja sebagai seornag guru ngaji. Bayarannya pun tak menentu.
Di usianya yang ke-71 tahun, Nenek Hasinah akhirnya bisa berangkat ke Tanah Suci.
Untuk bisa berangkat Ibadah Haji, Nenek Hasinah harus menabung selama 12 tahun.
Nenek Hasinah mengajar di rumahnya di Jalan Anoa, Kelurahan Kadolomoko, Kecamatan Kokalukuna, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara.
Baca juga: Inilah Masa Tunggu Ibadah Haji bagi Warga Bandung Barat, Kepala Kemenag: Harap Bersabar . . .
Rupanya, Nenek Hasinah sudah menjadi guru ngaji sejak 1974. Pada saat itu, dia tak menarik bayaran sedikit pun dari para muridnya.
Namun, melihat kondisi Hasinah yang begitu memprihatinkan, akhirnya orang tua murid berbaik hati memberikan uang sebagai ganti biaya lampu dan air.
“Katanya disuruh orangtua untuk bantu harga lampu dan harga air. Disitu saya beritahu, kalau begitu bayar saja Rp 10.000 satu bulan, itu pun setelah berapa tahun baru diadakan iuran mengaji,” ujarnya, dikutip dari Kompas.com.
Sebatang Kara
Hasinah hidup seorang diri. Suaminya sudah meninggal dunia sejak lama.
Untuk bertahan hidup, Hasinah hanya mengandalkan pendapatan dari mengajar mengaji.
Beruntung, lambat laun anak-anak yang mengaji di sekitar rumahnya semakin bertambah banyak.
Dari iuran mengajinya Hasinah dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Mulai Menabung
Dari uang itu pula, Hasinah kemudian menabung sedikit demi sedikit untuk berhaji.
Ia kerap menyimpan uangnya di bawah bantal atau kasur.
Saat mencapai jutaan, uangnya ia bawa ke bank untuk ditabung.
“Awalnya saya simpan dulu di bawah bantal, di bawah kasur, dalam lipatan buku dan pakaian nanti kalau sudah cukup jutaan baru saya bawa ke bank untuk tabung,” ucap Hasinah.
Seiring berjalannya waktu, uang tabungannya bertambah banyak.
Baca juga: Bahagia Campur Haru, Kakek Pemulung Ini Akan Tunaikan Ibadah Haji, Kumpulkan Uang Rp 3 Ribu per Hari
Menunggu 12 Tahun
Ia akhirnya mendaftar haji pada 2012, dengan menyetor uang sebesar Rp 25 juta.
Setelah menunggu selama 12 tahun, Hasinah mendapatkan panggilan untuk naik haji di tahun 2024 ini.
Sisa uang naik haji sebesar Rp 33 juta berhasil ia lunasi.
“Tahun ini saya naik haji. Perasaan saya senang sekali karena saya pikir, saya ini tidak pergi mencari kemana-kemana hanya mengaji saja. Tapi alhamdulillah terkumpul juga uang (naik haji),” kata Hasinah.
Sempat Umroh
Sebelumnya, pada 2019, Hasinah pernah pergi umrah yang biayanya juga dari hasil mengajar mengaji.
Diakui Hasinah banyak pertanyaan yang datang mengapa ia bisa umrah dan naik haji.
Hasinah pun mengatakan itu mungkin karena dirinya ikhlas menjadi seorang guru ngaji dan keinginannya pun terkabul.
“Orang-orang bertanya apa pekerjaannya sampai bisa umrah dan naik haji. Saya juga tidak tahu karena mungkin saya ikhlas. Saya ajar anak-anak (mengaji) mungkin Allah kabulkan saya punya rencana,” tutur Hasinah.
Saat ini hasinah mengaku sudah menyiapkan semuanya. D dia berdoa semoga selama dalam perjalanan spiritualnya nanti diberi kesehatan yang baik.
“Persiapan saya hanya ingin kesehatannya baik, pergi dengan baik, ibadahn dengan sehat dan pulang dengan sehat,” kata Hasinah.
Didatangi Kemenag
Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama Baubau, Alking datang mengunjungi Hasinah di rumahnya.
Ia menerangkan secara rinsi terkait yang harus disiapkan untuk naik haji ke Mekkah kepada Nenek Hasinah.
“Awalnya dia menyetor dana awalnya Rp 25 juta dan 12 tahun kemudian, di tahun 2024, keluar namanya untuk naik haji,” kata Alking.
Menurut Alking, pembayaran naik haji saat ini sekitar 60 jutaan. Hasinah yang awalnya hanya menyetor Rp 25 juta, kemudian mampu melunasinya sisanya sebesar Rp 33 juta.
“Yang kami tahu dari cerita di masyarakat, ibu ini dari keluarga yang tidak mampu dan memang pekerjaanya hanya mengajar mengaji saja,” ujarnya.
“Memang ibadah haji unik karena ada yang mampu secara ekonomi tapi tidak dipannggil, namun yang dilihat tidak mampu (ekonomi) namun justru di panggil. Memang ada keyanikan yang kuat dari kita melaksanakannya,” ucap Alking.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul 12 Tahun Menabung di Bawah Bantal, Nenek Hasinah Guru Ngaji di Sulteng Akhirnya Berangkat Haji,
Ustaz di Pangandaran Tega Lecehkan 7 Siswi Madrasah, Polisi Dalami Kasus Asusila Guru Ngaji Itu |
![]() |
---|
Bejatnya Oknum Guru Ngaji di Cianjur Lecehkan 4 Muridnya, Modus Minta Dipijat |
![]() |
---|
Aki-aki Pelaku Pelecehan di Bandung Barat Ternyata Guru Ngaji, Lecehkan 4 Muridnya |
![]() |
---|
Semangat Kemerdekaan, YBM PLN Tasikmalaya Serahkan Bantuan untuk Guru Ngaji |
![]() |
---|
Viral, Kasus Guru Ngaji Dianiaya Suami Sendiri, Kepala Korban Luka Serius, Pelaku Sempat Kabur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.