Berita Viral
Terungkap Alasan Keluarga Gibran Tak Terdaftar DTKS sebelum Viral, Ini Penjelasan Camat Bojonggede
Camat Bojonggede buka suara soal warganya bernama Gibran (6) yang menangis karena kelaparan meminta makan beredar viral di media sosial.
Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Rheina Sukmawati
TRIBUNJABAR.ID - Camat Bojonggede buka suara soal warganya bernama Gibran (6) yang menangis karena kelaparan meminta makan beredar viral di media sosial.
Gibran tinggal di Kampung Panjang RT 03, RW 06, Desa Rawa Panjang, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor.
Dalam video yang beredar viral, Gibran menangis di depan rumahnya karena kelaparan dan meminta makan. Namun, dibalas bentakan dari sang ibu.
Video tersebut pun menuai perhatian dan reaksi dari sejumlah masyarakat.
Belakangan diketahui bahwa keluarga Gibran tidak terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Baca juga: "Mungkin Belum Belanja" Ketua RT Bantah Gibran Tak Diberi Makan Ibunya, Pemdes Turun Tangan
DTKS sendiri digunakan sebagai acuan pemerintah untuk menyalurkan bantuan sosial (bansos).
Camat Bojonggede Tenny Ramdhani menjelaskan, keluarga Gibran masuk dalam kategori tidak mampu yang memerlukan perhatian dari pemerintah.
Ia mengatakan, RT/RW setempat sejatinya sudah berupaya mendaftarkan keluarga Gibran, namun pihak keluarga belum memberikan data-datanya.
"Kami sudah konfirmasi ke RT/RW kenapa tidak didata dan sebagainya," ungkap Tenny, dikutip dari Tribunnewsbogor, Selasa (7/8/2024).
"Sebetulnya sudah, namun keluarga belum sempat memberikan data-data yang menjadi prasyarat untuk bisa didaftarkan," tambahnya.

Di sisi lain, Tenny Ramdhani mengaku baru mengetahui kejadian tersebut setelah videonya viral di media sosial.
Setelah viral, pihaknya langsung berkunjung ke rumah Gibran untuk melihat langsung kondisinya.
Kecamatan juga memberikan dukungan khususnya kepada ayah Gibran, Hamzah (42), yang saat itu ada di rumah ketika kunjungan.
"Kami memberikan dukungan moril, motivasi kepada bapak Hamzah. Kemudian membawa bantuan baik berupa makanan maupun juga family kit dan lain-lain," ujarnya.
Tenny Rhamdani memaparkan, setelah melakukan koordinasi dengan Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bogor, keluarga tersebut langsung didaftarkan ke dalam DTKS dan juga BPJS Kesehatan.
Ia mengatakan, langkah tersebut diambil untuk jangka panjang dalam memberikan kesejahteraan bagi keluarga yang bersangkutan.
"Alhamdulillah BPJS-nya sudah terdaftar, sudah didaftarkan DTKS dan sudah menjdi bagian dari keluarga penerima bantuan secara berkelanjutan," katanya.

Lebih lanjut, ia mengatakan langkah berikutnya adalah akan terus berkomunikasi dengan Dinsos Kabupaten Bogor dalam untuk memberikan perhatian terhadap Gibran.
Begitupun dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A2PKB) untuk memberikan pendampingan lanjutan.
Baca juga: "Makan Kalau Ayah Pulang" Cerita Gibran Bocah yang Viral Nangis Kelaparan di Bogor, Didatangi Camat
"Di mana di situ ada bidang yang membidangi perlindungan anak. Bidang tersebut kami mohon diusulkan untuk mendampingi anak-anak ini supaya bisa diberikan pendekatan pendampingan bagaimana menguatkan mental-mental mereka sehingga mereka tidak mengalami trauma," katanya.
Meski begitu, Tenny mengatakan, selama ini Gibran yang seringkali ditinggalkan orang tuanya itu selalu diperhatikan oleh para tetangga.
"Mereka sangat perhatian, karena mereka tau pak Hamzah itu pulangnya tidak tentu, jadi mereka sering memberikan makanan," pungkasnya.
Sebagai informasi, Gibran adalah putra pertama pasangan Hamzah (42) dan Rizka (42).
Hamzah bekerja sebagai buruh bangunan yang kerap bekerja di luar kota. Sementara, Rizka adalah ibu rumah tangga yang terkadang bekerja serabutan.
Selain Gibran, Hamzah dan Rizka juga memiliki anak lainnya yang masing-masing berusia 4 tahun dan 1,5 tahun.
Ketua RW Bantah Gibran Tidak Diberi Makan
Sebelumnya diberitakan, Ketua RW setempat M Ali Akbar mengatakan, kejadian di balik video viral itu tidak seperti yang dinarasikan.
"Itu enggak sesuai dengan yang viral. Jadi itu dia (Gibran) sering dikasih makan kok," ungkap Ali, dikutip dari Kompas.com, Selasa (7/5/2024).
"Kan bapaknya ngasih uang, mungkin istrinya belum belanja, nasi belum matang," tambahnya.
Menurut Ali, ayah Gibran bernama Hamzah (42) saat kejadian sedang tidak ada di rumah.
Ali mengatakan, keluarga Hamzah dan Rizka mampu memberi makan ketiga anaknya meskipun tinggal di rumah berukuran kecil.
Di balik kejadian dalam video viral, kata Ali, ada permasalahan rumah tangga antara Hamzah dan Rizka.
"Suami istri kerja. Meskipun serabutan. Suami buruh bangunan. Si laki rajin kerja pindah-pindah. Jadi mungkin saat itu suami posisi lagi kerja," ujar Ali.
"Suaminya kuli bangunan, kan gaji 150 ribu perhari. Orang dia (Hamzah) ngirim ke istri itu bisa 80 ribu perhari. Jadi pas itu (video ramai di medsos) sebenarnya suami sempat ngirim uang kok saat itu," tambahnya.
Sejak video itu viral, warga setempat melaporkan ke pengurus lingkungan untuk menindaklanjuti kasus tersebut.
Lebih lanjut, pemerintah desa menyatakan bahwa keluarga Gibran termasuk dalam golongan tidak mampu.
Petugas juga mendaftarkan keluarga tersebut ke DTKS agar bisa mendapatkan bantuan sosial (bansos).
Semua permasalahan yang dialami keluarga tersebut sudah dalam perhatian pemerintah desa.
"Baru pengajuan setelah viral ini, karena kita anggap tadinya mampu," kata ALi.
"Di sini kan rumah kedua ini. Awal ke sini tuh mampu, dia pendatang ke sini," tambahnya.
Baca berita Tribunjabar.id lainnya di Google News.
#BeritaViral
Kisah Rosi, Santri Ponpes Al Khoziny 3 Hari Tertimbun Reruntuhan, Baca Istigfar hingga Tertidur |
![]() |
---|
Fakta-fakta SPPG Viral di Citatah Bandung Barat Cuci Ompreng MBG Pakai Air Kotor, Bakal Direnovasi |
![]() |
---|
Pemotor yang Viral Hentikan Bus di Ciwidey Muncul ke Publik, Minta Maaf: Mengurai Kemacetan |
![]() |
---|
Viral Oknum Satpol PP Pangandaran Palak Anak SD di Ciamis, Minta Uang untuk Beli Rokok, Warga Marah |
![]() |
---|
Kasus Yai Mim Sampai ke Negara Tetangga? Ngaku Ditawari PM Malaysia Datuk Anwar Pindah Warga Negara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.