Pemuda Kota Bandung Curhat, Banyak Pusat Kepemudaan yang Tidak Terpakai, Ini Penyebabnya
Selama ini, banyak kelompok pemuda kreatif yang membangun ekosistem sendiri karena malas melalui jalur birokrasi yang berbelit
Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Nazmi Abdurrahman
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sejumlah pemuda Kota Bandung mengeluhkan keberadaan pusat kepemudaan atau youth centre dan youth space di Kota Bandung yang tidak terpakai.
Hal itu terungkap saat Diskusi Pemuda untuk Pembangunan Kota Bandung, bersama tokoh pemuda Arfi Rafnialdi, di Jalan Cipaganti, Kota Bandung, Selasa (30/4/2024).
Dalam diskusi tersebut, sejumlah pemuda yang hadir curhat kepada Arfi soal fasilitas pemuda yang justru tidak sesuai dengan kebutuhan mereka.
"Kita punya youth center, sebagian aktif sebagian tidak. Sebetulnya banyak juga inisiatif para pemuda yang ternyata tidak nyambung dengan keberadaan Youth center," ujar Arfi.
Menurutnya, yang dibutuhkan pemuda dari pemerintah saat ini adalah fasilitas berupa infrastruktur dan insentif program.
Baca juga: Polisi Cianjur Amankan Pemuda Jakarta yang Buka Jasa Situs Judi Online, Jaring Pembeli di Medsos
Contohnya, kata dia, kelompok pemuda di daerah Cibunut, Kota Bandung, aktif bergerak selam 7 tahun dengan tema Cibunut Berwarna.
"Sampai sekarang Cibunut Berwarna itu sustain (bertahan). Kemarin saya ketemu teman-teman Karasa di Cijerah, itu juga ternyata mereka punya berbagai program yang memberdayakan pemuda seperti bikin festival, rumah hantu dan segala macam dan itu ternyata masih mandiri, tidak nyambung dengan Youth center," katanya.
Pemerintah, kata dia, perlu mendengarkan lagi keinginan pemuda di Kota Bandung secara langsung agar tepat dalam memfasilitasi keinginan, kemampuan serta passion pemuda Kota Bandung dalam bentuk kebijakan publik berupa infrastruktur dan insentif.
"Saya membayangkan forum yang mempertemukan antara organisasi pemuda dengan pemerintahan kota, supaya nyambung antara semangat pemuda, kebijakan dan anggaran. Jadi bisa klop, jangan sampai sudah dibuatkan bangunan tapi tidak kepakai atau ada semangat dari anak muda tapi tidak difasilitasi. Ketersambungan ini yang harus dijaga Pemkot Bandung," ucapnya.
Masalah lainnya ketika banyak youth centre tidak terpakai, kata dia, adalah terkait birokrasi. Selama ini, banyak kelompok pemuda kreatif yang membangun ekosistem sendiri karena malas melalui jalur birokrasi yang berbelit hanya untuk memfasilitasi kegiatan mereka.
"Birokrasi punya sifat alamiah, dia harus taat aturan, kalau tidak paham diartikan ribet. Sekarang, dengan digitalisasi semua bisa disederhanakan. Jadi, mindset pemerintah untuk mensimplisikasi aturan sejak jaman kang Emil sebenarnya sudah diterapkan," katanya.
| Eks Wapres Jusuf Kalla Kecam Pengeroyokan Pemuda di Masjid Agung Sibolga: Nodai Tempat Ibadah |
|
|---|
| Pemkot Bandung dan Kejari Perkuat Sinergi Penegakan Hukum |
|
|---|
| Fakta Baru Kasus Pemuda di Sibolga Tewas Dikeroyok di Masjid Diungkap Polisi Murni Kriminal |
|
|---|
| Mencekam Saat Angin Puting Beliung Terjang Ujungberung, Suara Gemuruh Terdengar Warga |
|
|---|
| Dahsyat! Puting Beliung Porak-porandakan Kios Pedagang Pasar Ujungberung Bandung, Atap Beterbangan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Tokoh-pemuda-Kota-Bandung-Arfi-Rafnialdi.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.