Cipatujah Tasikmalaya Berpotensi Megathrust dan Tsunami, BMKG: Waktu Menyelamatkan Diri 23 Menit
Dalam rangka mitigasi kerawanan dampak bencana Gempa Bumi dan Tsunami, BMKG Stasiun Geofisika Kelas 1 Bandung menggelar Sekolah Lapang Gempa Bumi.
Penulis: Aldi M Perdana | Editor: Januar Pribadi Hamel
Sedang pada Sabtu (27/4/2024) lalu, baru saja terjadi gempa bumi berkekuatan Magnitudo 6,2 mengguncang Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Gempa bumi yang berpusat di laut dengan kedalaman 70 kilometer dengan titik parameter 8,42 LS dan 107,26 BT tersebut tidak berpotensi tsunami.
Kendati demikian, apakah fenomena gempa bumi itu mendampak Sesar Cugenang?
Koordinator Bidang Data dan Informasi Geofisika pada BMKG Bandung, Virga Librian mengatakan, Sesar Cijulang belum masuk ke dalam buku Pusar Studi Gempa Nasional (PuSGeN).
"Terkait Sesar Cijulang, sebenarnya, mungkin referensinya itu tadi seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, memang kayaknya Sesar Cijulang itu sendiri masih belum masuk dalam buku PuSGeN ya. Jadi, mungkin pada tahun ini, rencananya buku PuSGeN akan di-update dan juga akan dimasukkan sesar-sesar yang sebelumnya belum teridentifikasi," ucapnya.
Sementara itu, tambah Virga, berhubung sesar merupakan sumber aktif dari gempa bumi, sehingga terkait Sesar Cijulang, ada kemungkinan aktivitas sesmik tersbut.
"(Jika gempa bumi terjadi di suatu tempat, maka) akan terjadi pada sesar lainnya biasanya, dan akan berdampak signifikan apabila dia akan merilis gempa di sesar tersebut," jelasnya.
Virga bahkan mencontohkan Sesar Lembang yang berada di wilayah utara Kota Bandung.
"Sesar Lembang juga memiliki potensi tersendiri. Seperti yang sudah ada kajian sebelumnya, bahwa Sesar Lembang itu memiliki potensi Magnitudo 6,5 sampai dengan 7," ujarnya.
Seperti yang telah dipaparkan pada kegiatan SLG 2024, tambah Virga, ada beberapa sesar yang mungkin telah diakomodir dalam PuSGeN, seperti Sesar Cimandiri, Sesar Lembang, Sesar Garsela, dan juga Sesar Baribis, itu memiliki potensi lebih dari Magnitudo lebih dari 6.
"Dampaknya sendiri, untuk daerah-daerah sekitarnya yang terdekat (dengan sesar tersebut) bisa berpotensi gempa dengan skala di atas 6 MMI," katanya.
Dirga juga menambahkan, sebagai perbandingan untuk gempa bumi dengan skala MMI 6 yang dimaksud, itu seperti halnya pada kejadian gempa bumi di Sumedang.
"Dampak minimalnya, yakni seperti banyak bangunan yang non-standar bisa hancur. Sebenarnya, kalau untuk bangunan-bangunan standar, pada skala 6 MMI itu mungkin masih dalam kategori rusak ringan. Akan berbeda halnya kalau bangunan non-standar, dia bisa rusak berat," pungkasnya. (*)
Artikel TribunJabar.id lainnya bisa disimak di GoogleNews.
IKUTI CHANNEL WhatsApp TribunJabar.id untuk mendapatkan berita-berita terkini via WA: KLIK DI SINI
Pemotor Wajib Perlengkapi Diri dengan Jas Hujan, Simak Prakiraan Cuaca di Sumedang Hari Ini |
![]() |
---|
Siap-siap Payung, Sumedang Diperkirakan Diguyur Hujan Hari Ini, Waspada saat Lewat Cadas Pangeran |
![]() |
---|
Cuaca di Sumedang Hari Ini Senin 15 September 2025, Berawan hingga Sore Nanti |
![]() |
---|
BMKG Prakirakan Cuaca di Jabar Sepekan ke Depan, Bogor-Bandung Waspadai Potensi Hujan Lebat |
![]() |
---|
WASPADA: BMKG Sebut Musim Hujan Datang Lebih Cepat, Curah Hujan di Jabar Akan di Atas Normal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.