Berita Viral

Kisah Adi Latif, Pria Lulusan Korea Selatan Pilih Jadi Petani Sukses Memajukan Desa, Sempat Dicibir

Meski lulusan sarjana dari Korea Selatan, Adi Latif pria asal Blora ini memilih untuk menjadi petani dan mengabdi di kampung halaman, sukses bangun bi

|
Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
Kolase Instagram @undercover.id
Kisah Adi Latif, Pria Asal Blora Lulusan Korea Selatan Pilih Jadi Petani Demi Majukan Desa dan Kampung Halaman, Sempat Dicibir 

TRIBUNJABAR.ID - Meski lulusan sarjana dari Korea Selatan, pria asal Blora ini memilih untuk menjadi petani dan mengabdi di kampung halaman.

Sontak aksinya tersebut menuai sorotan dan pujian dari warganet.

Itulah kisah yang dilakukan oleh Adi Latif Mashudi, seorang pria asal Blora, Jawa Tengah.

Kini, kisah inspiartif Adi Latif Mashudi itu viral dibagikan akun Instagram @undercover.id, dikutip Tribunjabar.id, Kamis (25/4/2024).

Baca juga: Kisah Orangtua Petani Sukses Membesarkan 10 Anaknya Punya Profesi, Sempat Diremehkan Anak Banyak

Rupanya meski punya jejak karier dan pendidikan yang menjanjikan tak membuat Adi Latif Mashudi lupa kampung halaman.

Padahal, ia sudah mendapatkan tawaran kerja di perusahaan besar di Korea Selatan.

Gaji yang ditawarakan untuk bekerja di luar negeri pun menggiurkan.

Namun, Adi Latif lebih memilih pulang ke kampung halaman untuk menjadi petani demi memajukan desanya.

Diketahui Adi Latif adalah lulusan sarjana manajemen bisnis di Korea Selatan.

Adapun kisah Adi bekerja di Korea Selatan bermula setelah ia menamatkan pendidikan SMK pada 2015 di Blora, Jawa Tengah.

Setelah tamat SMK, Adi mengikuti kursus di salah satu lembaga di Pati.

Lalu, ia terpilih mengikuti program pengiriman tenaga kerja ke Korea Selatan secara gratis.

Adi merasa beruntung karena biasanya orang lain bekerja ke Korea harus memiliki modal lebih dari Rp 30 juta.

Ia bisa berangkat bekerja ke Korea Selatan gratis karenanya ia tergolong sebagai siswa berprestasi di lembaga tersebut.

Selama bekerja di Korea Selatan, ternyata Adi menempuh pendidikan S1 lewat beasiswa Univeristas Terbuka yang bermitra dengan salah satu Universitas di Korea Selatan.

Perjuangan Adi di Korea Selatan selain bekerja, dia juga menempuh pendidikan S1-nya hingga lulus.

Dari perjuangan kuliah sambil bekerja, Adi bisa menyisihkan penghasilannya untuk ditabung.

Setelah mengumpulkan penghasilannya selama bekerja di negeri ginseng tersebut ternyata muncul panggilan hati.

Rupanya Adi memendam cita-cita menjadi petani sukses dengan membangun bisnis agrowisata di kampung halamannya.

Menariknya, panggilan hati Adi Latif untuk menjadi petani itu datang setelah ia menunuaikan ibadah haji.

Saat ibadah haji, ia mempertimbangkan kariernya untuk kembali ke kampung halaman.

Dari sana lah Adi memantapkan diri untuk menjadi petani untuk membangun usaha agrowisata dan pulang ke kampung halaman.

Ternyata usaha agrowisata tersebut sudah lama menjadi impiannya menjadi petani hidroponik.

Tak tanggung-tanggung, Adi mulai membuka usaha agrowisata tersebut dengan merogoh kocek hingga Rp 700 juta tanpa pinjaman bank.

Adi mengaku modalnya membangun usaha agrowisata itu dia dapat dari seluruh tabungan pribadinya selama bekerja di Korea Selatan.

“Semua dari tabungan pribadi selama kerja di Korea,” ungkapnya.

Dari pengalamannya bekerja 5 tahun di Korea, pendapatannya itu cukup memadai untuk dia jadikan modal usaha mewujudkan cita-citanya.

Kini, WNI asal Blora tersebut sukses membangun usaha agrowisata-nya tersebut yang dia namai Agro Wisata Girli Farm.

Baca juga: Emak-emak Viral Maksa Minta Sedekah Beraksi di Cianjur, Ngoceh di Hadapan Satpam, Buat Warga Resah

Adi fokus mengembangkan agrowisata sebagai petani melon hidroponik.

Ia menceirtakan perawatan hasil taninya itu terbilang rumit dan hanya bisa dipanen setiap 2 bulan.

Menariknya, ilmu hidroponik tersebut ia pelajari secara otodidak sambil berkonsultasi dengan dua tamannya yang merupakan mantan PMI Korea yang dulu bekerja sebagai petani.

Saat ini, sudah 3 jenis melon yang dia kembangkan, di antaranya New Kinanti, Sweet Lavender dan Rangipo-RZ Lavender.

Selain melon, Adi juga mencoba menanam buah-buahan lainnya.

Seperti alpukat, durian, stroberi hingga menbudidayakan ikan lele dan ikan nila.

Selama menjalankan bisnisnya itu, Adi mengaku belum pernah menerima bimbingan apapun dari Dinas Pertanian setempat.

Namun, ia berharap usahanya tersebut dapat didukung dinas terkait.

“Semoga ke depannya, ada tapi paling utama sih perbaikan jalan agar wisata lebih mudah menjangkau kebun saya,” ungkapnya.

Sebelum memilih menjadi petani dan pebisnis, ternyata cita-cita awal Adi Latif ingin menjadi polisi.

Namun, cita-citanya itu dia urunhkan melihat kondisi keuangan orangtuanya yang berprofesi sebagai buruh tani.

Seiring berjalannya waktum mimpi Adi menjadi pertani justru tumbuh setelah melihat peluang bisnis dan geografis kampung halamannya.

Ia berharap, proses panjang perjuangannya menjadi petani bisa mendatangkan banyak manfaat bagi desa dan kampung halamannya.

Sempat Dicibir

Keputusan yang dilakukan Adi Latif itu pun sempat menuai cibiran dari tetangga.

Meski begitu sindiran dan cibiran tersebut tak membuat niatnya menjadi petani sukses surut.

Kini, usaha Adi Latif niat membangun desanya itu justru membuahkan hasil.

Dari perjuangannya itu, kini kisah Adi Latif Mashudi tersebut menarik perhatian warganet.

Tak sedikit warganet memuji perjuangan pria asal Blora tersebut memilih menjadi petani dan memajukan desanya sendiri.

Berikut beragam komentar warganet.

“Tahun 2023 lalu saya sama Mas Adi ini berangkat Haji dari Korea. Beliau memang pribadi yang ulet. Sembari berkerja di Korea Beliau juga kuliah di Universitas Terbuka. Selamat ya Mas Adi.. Berkah dunia dan akhirat”

“Waaa kerennn, yang sarjana pertanian pada ke mana yaa?”

“Menimba ilmu dan cari duit lah secapek mungkin, klo sekiranya udah cukup hiduplah bahagia di tanah kelahiranmu..seperti itu tujuan sebenarnya hidup”

“Orang tuanya yg keren sih,ngedidiknya luar biasa. Support nya ga nanggung.”

“Andai bocah-bocah punya tekat dan kemauan belajar seperti mas ini, jangankan 2045 sepertinya 2030 Indonesia sudah jadi emas. Sayangnya bocah2 sekarang lebih percaya fyp tiktod daripada buku dan guru-guru mereka.”

“Petani itu jasanya banyak, gk ada petani kalian tdk bisa santap hidangan .. Hormat & terima kasih buat petani, nelayan, perkebunan & semua profesi yg kalian kerjakan secara halal,” tulis beragam komentar warganet.

#BeritaViral

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved