Berita Viral

Kisah Adi Latif, Pria Lulusan Korea Selatan Pilih Jadi Petani Sukses Memajukan Desa, Sempat Dicibir

Meski lulusan sarjana dari Korea Selatan, Adi Latif pria asal Blora ini memilih untuk menjadi petani dan mengabdi di kampung halaman, sukses bangun bi

|
Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Hilda Rubiah
Kolase Instagram @undercover.id
Kisah Adi Latif, Pria Asal Blora Lulusan Korea Selatan Pilih Jadi Petani Demi Majukan Desa dan Kampung Halaman, Sempat Dicibir 

Perjuangan Adi di Korea Selatan selain bekerja, dia juga menempuh pendidikan S1-nya hingga lulus.

Dari perjuangan kuliah sambil bekerja, Adi bisa menyisihkan penghasilannya untuk ditabung.

Setelah mengumpulkan penghasilannya selama bekerja di negeri ginseng tersebut ternyata muncul panggilan hati.

Rupanya Adi memendam cita-cita menjadi petani sukses dengan membangun bisnis agrowisata di kampung halamannya.

Menariknya, panggilan hati Adi Latif untuk menjadi petani itu datang setelah ia menunuaikan ibadah haji.

Saat ibadah haji, ia mempertimbangkan kariernya untuk kembali ke kampung halaman.

Dari sana lah Adi memantapkan diri untuk menjadi petani untuk membangun usaha agrowisata dan pulang ke kampung halaman.

Ternyata usaha agrowisata tersebut sudah lama menjadi impiannya menjadi petani hidroponik.

Tak tanggung-tanggung, Adi mulai membuka usaha agrowisata tersebut dengan merogoh kocek hingga Rp 700 juta tanpa pinjaman bank.

Adi mengaku modalnya membangun usaha agrowisata itu dia dapat dari seluruh tabungan pribadinya selama bekerja di Korea Selatan.

“Semua dari tabungan pribadi selama kerja di Korea,” ungkapnya.

Dari pengalamannya bekerja 5 tahun di Korea, pendapatannya itu cukup memadai untuk dia jadikan modal usaha mewujudkan cita-citanya.

Kini, WNI asal Blora tersebut sukses membangun usaha agrowisata-nya tersebut yang dia namai Agro Wisata Girli Farm.

Baca juga: Emak-emak Viral Maksa Minta Sedekah Beraksi di Cianjur, Ngoceh di Hadapan Satpam, Buat Warga Resah

Adi fokus mengembangkan agrowisata sebagai petani melon hidroponik.

Ia menceirtakan perawatan hasil taninya itu terbilang rumit dan hanya bisa dipanen setiap 2 bulan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved