RSUD Bayu Asih Purwakarta Diduga Tolak Bayi Prematur yang Baru Lahir, Kini si Bayi Meninggal Dunia

Bayi yang belum sempat diberi nama itu lahir dalam kondisi prematur dan diduga sempat mendapat penolakan pelayanan medis dari RSUD Bayu Asih.

Penulis: Deanza Falevi | Editor: Hermawan Aksan
TRIBUNJABAR.ID/DEANZA FALEVI
RSUD Bayu Asih Purwakarta yang diduga menolak penanganan bayi prematur yang baru lahir. Kini bayi tersebut telah meninggal dunia. 

Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Deanza Falevi

TRIBUNJABAR.ID, PURWAKARTA - Pasangan suami istri bernama Robiansyah dan Asih asal Desa Ciwangi, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, kehilangan bayi yang baru saja dilahirkan pada Minggu (14/4/2024).

Bayi yang belum sempat diberi nama itu lahir dalam kondisi prematur dan diduga sempat mendapat penolakan pelayanan medis dari RSUD Bayu Asih.

Bayi laki-laki tersebut meninggal pada kemarin, Selasa (16/4/2024) sore.

Sebelumnya, sang ibu menjalani persalinan di bidan desa setempat.

Setelah bayi tersebut lahir, sang bidan menyarankan kepada kedua orang tuanya untuk membawa bayi mereka ke rumah sakit untuk dilakukan penanganan medis.

Kemudian Robiansyah, ayah bayi tersebut, membawa sang anak ke salah satu rumah sakit swasta di Purwakarta, tapi tak sempat dilakukan perawatan karena kondisi rumah sakit tersebut benar-benar sedang penuh.

Robiansyah mengatakan, setelah sang anak dilarikan ke rumah sakit swasta tersebut, ia langsung membawa sang bayi ke RSUD Bayu Asih.

Namun saat sampai dan akan dibawa ke ruang IGD RSUD Bayu Asih pada Senin (15/4/2024) sekitar pukul 03.00 WIB dini hari, ia mengaku malah mendapat penolakan oleh petugas rumah sakit dengan alasan ruangan penuh.

"Waktu dibawa ke Rumah Sakit Abdul Radjak walaupun ruangan penuh tetap dilayani. Tapi di sini (RSUD Bayu Asih) jangankan dilayani, ditanya sakit apa juga enggak, malah langsung ditolak," kata Robiansyah.

Saat itu, terjadi perdebatan antara pihak keluarga bayi dan petugas RSUD Bayu Asih yang akhirnya sang bayi dapat diperiksa suster dan ditangani oleh dokter.

Namun, menurut Robiansyah, proses ini tidak berjalan dengan lancar.

Mereka masih harus berdebat lagi dengan petugas untuk mendapatkan perhatian yang seharusnya diberikan kepada sang bayi.

"Ya, kami masih harus berdebat lagi, baru kemudian bayi kami diperiksa oleh dokter dan ditangani di IGD. Namun, menurut mereka, ruangan tetap penuh. Aneh, bagaimana mungkin ruangan bayi juga penuh semua?" ungkapnya.

Setelah bayi ditangani, kata Robi, pihak RSUD Bayu Asih menyarankan agar bayi tersebut dilarikan lagi ke rumah sakit lain.

"Kami juga harus bayar pelayanan IGD di kasir sebesar Rp 113 ribu," ungkapnya.

Insiden dugaan penolakan melayani bayi yang membutuhkan pertolongan medis ini tentu saja menuai banyak kecaman dari masyarakat.

Pelayanan yang buruk dan tidak manusiawi seperti ini seharusnya tidak terjadi di rumah sakit yang seharusnya menjadi tempat untuk menyelamatkan nyawa.

Sebagai lembaga pelayanan kesehatan yang dipercaya oleh masyarakat, RSUD Bayu Asih seharusnya dapat memberikan pelayanan yang prima dan tidak membedakan antara pasien yang datang.

Sang ayah juga menambahkan bahwa pihak RSUD Bayu Asih seharusnya dapat meberapkan sistem yang lebih baik dalam menangani pasien darurat.

"Tidak seharusnya ada alasan ruangan penuh untuk menolak pasien yang membutuhkan pertolongan," ucapnya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved