Karyawan Kahatex Tewas Keracunan

Daftar Musibah yang Menimpa PT Kahatex Tahun Ini, Awal Tahun Puting Beliung Terkini Karyawan Tewas

Menurut catatan TibunJabar.id, sudah 3 musibah dialami PT Kahatex sejak awal tahun.

|
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Ravianto
istimewa/ tangkapan layar
Detik-detik angin puting beliung yang menerjang wilayah Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Rabu (21/2/2024). Sampai April 2024, PT Kahatex sudah 3 kali mendapatkan musibah 

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - PT Kahatex sedang dirundung musibah bertubi-tubi sejak awal tahun.

Menurut catatan TibunJabar.id, sudah 3 musibah dialami PT Kahatex sejak awal tahun.

Dari musibah itu, sayangnya musibah terakhir malah menimbulkan korban jiwa.

Sebanyak enam karyawan PT Kahatex, di Jatinangor, Kabupaten Sumedang, dilaporkan keracunan gas, Sabtu (13/4/2024) pagi. 

Satu di antara mereka kehilangan nyawa setelah sempat mendapatkan penanganan medis di klinik milik perusahaan tersebut. 

Kepala Bagian Umum PT Kahatex, Ludy Sutedja saat dikonfirmasi TribunJabar.id, membenarkan peristiwa nahas tersebut. 

Kepala Bagian Umum PT Kahatex, Ludy Sutedja saat diwawancara TribunJabar.id, Jumat (1/3/2024).
Kepala Bagian Umum PT Kahatex, Ludy Sutedja saat diwawancara TribunJabar.id, Jumat (1/3/2024). (Tribun Jabar/Kiki Andriana)

"Ya benar, kejadiannya sekitar pukul 10.00, ada enam korban."

"Saat kejadian, keenam korban tengah membersihkan kolam penampungan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)," kata Ludy Sutedja kepada TribunJabar.id.

Ini merupakan musibah ketiga yang dialami PT Kahatex selama 2024

Baca juga: BREAKING NEWS Karyawan PT Kahatex Keracunan Gas, 1 Orang Tewas saat Bersihkan Kolam IPAL

Musibah Pertama

Musibah pertama yang dialami PT Kahatex di tahun 2024 adalah bencana puting beliung

Bencana puting beliung itu terjadi saat hujan deras mengguyur kawasan Sumedang bagian Barat, Rabu (21/2/2024).

Kondisi pabrik milik PT Kahatex, di Jatinangor, Sumedang, yang hancur diterjang angin puting beliung, Kamis (22/2/2024).
Kondisi pabrik milik PT Kahatex, di Jatinangor, Sumedang, yang hancur diterjang angin puting beliung, Kamis (22/2/2024). (Tribun Jabar/ Kiki Andriana)

Selain sangat deras, hujan disertai pula petir yang menggelegar setiap satu menit. 

Di kejauhan, terpantau dari Cintamulya, Jatinangor, angin puting beliung bergerak dari barat ke timur. 

Video yang diterima TribunJabar.id menunjukkan dahsyatnya angin.

Angin menggulung. Sampah-sampah berterbangan.

Angin itu berwarna hitam akibat rekapitulasi debu.

Angin bergerak cepat dan membuat siapapun yang melihatnya ketakutan. 

bangunan mili PT Kahatex, di Jatinangor, Sumedang, hancur diterjang angin puting beliung, Rabu (21/2/2024).
bangunan mili PT Kahatex, di Jatinangor, Sumedang, hancur diterjang angin puting beliung, Rabu (21/2/2024). (istimewa/ tangkapan layar)

Ketika angin beranjak, hujan dan petir menerjang. Hujan deras terjadi. 

"Di Cipajaran, roboh di sekitar PT Kahatex,"

PT Kahatex memang tak luput dari terjangan angin puting beliung.

Atap beberapa bangunan milik PT Kahatex meleyot bahkan ada yang terbang.

Kepala Bagian Umum PT Kahatex, Ludy Sutedja mengatakan ada sejumlah bangunan Kahatex yang hancur diterjang angin puting beliung.

Namun belum bisa memastikan jumlah bangunan yang hancur.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang mencatat sebanyak enam bangunan pabrik yang berlokasi di kecamatan Jatinangor dan Cimanggung, rusak akibat disapu angin puting beliung.

"Untuk sementara yang tercatat ada enam pabrik yang hancur, salah satunya milik PT Kahatex," kata Atang Sutarno kepada Tribun Jabar.id.

Sekitar sepekan setelah bencana angin puting beliung, musibah kembali menimpa PT Kahatex.

Musibah Kedua

Kali ini, gedung mereka terbakar.

Kebakaran terjadi di PT Kahatex, tepatnya di gedung F5 finishing, Kamis (29/2/2024).

Bangunan milik PT Kahatex di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, tepatnya di Jalan Raya Bandung-Garut terbakar hebat, Kamis (29/2/2024) siang.
Bangunan milik PT Kahatex di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, tepatnya di Jalan Raya Bandung-Garut terbakar hebat, Kamis (29/2/2024) siang. (TRIBUN JABAR/Kiki Andriana)

Bangunan yang terbakar itu ternyata gudang kain yang berada di bagian belakang PT Kahatex

Gudang kain itu hangus tak menyisakan sehelai kain pun.

Kain-kain berubah jadi tumpukan abu yang masih menyisakan bau hangus, seperti yang terpantau Jumat (1/3/2024).

Bangunan milik PT Kahatex di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, tepatnya di Jalan Raya Bandung-Garut terbakar hebat, Kamis (29/2/2024) siang. 
Bangunan milik PT Kahatex di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, tepatnya di Jalan Raya Bandung-Garut terbakar hebat, Kamis (29/2/2024) siang.  (Istimewa/Karyawan PT Kahatex)

Kepala Bagian Umum PT Kahatex, Ludy Sutedja mengatakan yang terbakar di gedung tersebut utamanya kain. Dia menegaskan tidak ada bahan kimia terbakar.

"Tidak ada bahan kimia yang terbakar. Ini kain yang sudah siap jual," katanya di PT Kahatex.

Dalam kebakaran itu, Ludy juga menyebutkan tidak ada korban jiwa. Adapun korban luka, jumlahnya dua orang.

"Hanya dua orang luka lecet dan keseleo," katanya.

Ludy mengatakan, dua korban tersebut sudah diperbolehkan pulang oleh klinik perusahaan tempat mereka diobati.

"Saat itu juga ditangani dan pulang," katanya.

Musibah Ketiga

Musibah Ketiga terjadi Sabtu (13/4/2024).

Musibah kali ini menimbulkan korban tewas.

Diduga menghirup gas beracun, enam karyawan PT Kahatex, di Cimanggung, harus mendapatkan medis akibat menghirup gas beracun saat membersihkan kolam bak penampungan limbah. 

Satu orang karyawan asal Kabupaten Garut meninggal dunia setelah mendapatkan penanganan medis di klinik milik perusahaan tekstil raksasa tersebut. 

Peristiwa maut tersebut terjadi pada Sabtu (13/4/2024) sekitar pukul 10.00.

Kepala Bagian Umum PT Kahatex, Ludy Sutedja mengatakan, peristiwa ini berawal ketika keenam korban sedang menguras lumpur bak ekualisasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). 

Saat sedang bekerja, kata Ludy,  salah seorang pekerja turun ke bawah kolam ekualalisasi limbah, kemudian pingsan diduga akibat menghirup gas beracun. 

"Melihat korban pertama jatuh lunglai, teman-temannya  berusaha menolong, namun ikut jatuh lunglai satu per satu," ujarnya.

"Korban yang meninggal dunia merupakan orang kedua yang turun ke kolam ekualalisasi," katanya. 

Menurutnya, saat kejadian tersebut, kondisi air di bak ekualisasi yanng berukuran besar sudah surut.

"Menurut laporan yang diterima dari Kepala Bagiannya, kondisi air sudah surut, paling tinggal semata kaki lagi, namun ada tumpukan lumpur limbah," katanya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved