Pedagang Pasar Baru Berunjuk Rasa di Kantor Manajemen di Lantai 8, Besok Siapkan Aksi di PN Bandung

Haidir menegaskan berubahnya waktu dan lokasi unjuk rasa atas pertimbangan satu dan lain hal. Selain itu, operasional Pasar Baru juga masih berjalan s

Tribun Jabar/ Muhamad Nandri Prilatama
Sejumlah pedagang Pasar Baru Trade Center Bandung menyuarakan aspirasinya kepada pihak pengelola dalam hal ini PT DAM Sawarga Maniloka Jaya (DSMJ) untuk menindaklanjuti tuntutan-tuntutan para pedagang Pasar Baru, Selasa (26/3/2024). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Puluhan pedagang Pasar Baru Trade Center Bandung menyuarakan aspirasinya kepada pihak pengelola dalam hal ini PT DAM Sawarga Maniloka Jaya (DSMJ) untuk menindaklanjuti tuntutan-tuntutan para pedagang Pasar Baru, Selasa (26/3/2024).

Wakil Koordinator Aliansi Pedagang Pasar Baru Bersatu, Haidir A Ismail, menyampaikan bahwa unjuk rasa tetap berlangsung pukul 09.00 sampai 11.00 dengan berjalan lancar dan kondusif di lantai 8 (rooftoof Pasar Baru).

"Karena tak ada (datang) dari pihak pengelola, sehingga tadi yang hadir hanya dari Direktur Operasionalnya dengan didampingi kuasa hukum DSMJ untuk mediasi membahas tuntutan pedagang," kata Haidir. 

Haidir menjelaskan bahwa para pedagang menyuarakan sejumlah tuntutan seperti hentikan pemadaman listrik, membuka gembok kios yang ditutup, dan memperpanjang verifikasi.

"Kami juga tak akan lakukan unjuk rasa selama empat hari tapi hanya dua hari, yakni hari ini di Pasar Baru dan besok di PN  Bandung," ujarnya.

Haidir menegaskan berubahnya waktu dan lokasi unjuk rasa atas pertimbangan satu dan lain hal. Selain itu, operasional Pasar Baru juga masih berjalan seperti biasa meski ada unras.

"Yang mau jualan silakan, dan (pembeli) yang mau datang dan berbelanja silakan. Pasar Baru selalu buka. Yang besok unras di PN Bandung itu hanya perwakilan," ujarnya.

Sejak aksi unras sebelumnya dilakukan para pedagang, Haidir melanjutkan, pihak pengelola sebenarnya sudah bersepakat membuka kios yang dianggap bisa dibuka. Namun, jumlahnya masih terbatas dan belum semua.

Dari 20 kios yang digembok, yang baru dibuka hanya 7 kios. Namun pemadaman listrik masih tetap berjalan sehingga ada 20-30 kios yang tidak dialiri listrik.

"Maka, kami memohon ke pengelola untuk dinyalakan," katanya.(*)
 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved