Kisah Sudarman, Kakek di Jaksel Pilih Jadi Marbut Masjid Demi Hapus Rasa Sepi, Istri Meninggal Dunia

Seorang kakek bernama Sudarman (68) memilih untuk menjadi marbut masjid setelah istrinya meninggal dunia demi menghapus rasa sepi.

Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Rheina Sukmawati
KOMPAS.com/ SHINTA DWI AYU
Seorang kakek bernama Sudarman (68) memilih untuk menjadi marbut masjid setelah istrinya meninggal dunia demi menghapus rasa sepi. 

Dari dulu hingga kini , ia masih mendapatkan Rp300 ribu per bulan.

"Waktu itu enggak dijelasin, cuma pas udah sebulan gajian dikasih segitu aja," ucap dia.

Meski gaji yang ia dapatkan tak besar, Sudarman bersyukur dan tak protes kepada pengurus masjid.

Bahkan ketika keuangan masjid sedang bermasalah, gaji Sudarman pernah dibayar telat.

Namun, ia memaklumi hal tersebut, karena Masjid Al-Falaah berada di tengah-tengah perumahan padat penduduk.

Untuk keperluan masjid dan menggaji marbut hanya mengandalkan uang dari kotak amal yang diberikan para jamaah.

"Saya enggak pernah protes, mau gaji lambat kek atau gimana," kata dia.

Ia merasa beruntung, bekerja sebagai marbut bisa membuat ia mendapatkan pahala.

Meski gajinya tak besar, Sudarman mengaku kehidupannya selalu tercukupi, entah dari anak, tetangga, warung sederhana yang dimilikinya, dan lainnya.

Artikel ini diolah dari Kompas.com.

(Tribunjabar.id/Rheina) (Kompas.com/Shinta Dwi Ayu)

Baca berita Tribunjabar.id lainnya di Google News.

Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved