Pengelolaan Sampah di Tasikmalaya Disorot Antropolog Asal Republik Ceska: Bisa seperti Lombok

Lukas Fort menyinggung perihal keberpihakan pemerintah terhadap cenderungnya pembangunan infrastruktur daripada mengatasi soal sampah.

Penulis: Aldi M Perdana | Editor: Hermawan Aksan
Tribun Jabar/Aldi M Perdana
Lukas Fort, seorang antropolog berkebangsaan Republik Ceska, menyampaikan materi dalam diskusi tentang pengelolaan sampah di Sanggar Komunitas Cermin, Kota Tasikmalaya, Rabu (13/3/2024). 

Sebagai seorang antropolog sosial dan budaya dengan fokus regional di Indonesia, ia tertarik membawa perspektif budaya mengenai lingkungan ke dalam percakapannya dengan pertanyaan-pertanyaan tentang kekuasaan, kelas, gender, etnis, ekonomi, dan materialitas.

Tesis doktoralnya membahas peran budaya dan keadilan sosial serta lingkungan dalam pengembangan layanan pengelolaan sampah baru di Sumbawa, Indonesia.

Lukas merupakan pemenang John Legge Prize 2022 untuk tesis terbaik dalam Studi Asia di seluruh Australia.

Sekda Kota Tasikmalaya, Ivan Dicksan, mengatakan, masukan dari Lukas yang dituturkan selama acara berlangsung bisa dibahas lebih lanjut oleh pemerintah.

"Kami dengar bahwa dia (Lukas) adalah seorang peneliti lingkungan di Indonesia."

"Pandangan dia soal pentingnya kerja sama dan budaya kebersihan itu bisa dibahas lebih lanjut, karena itu memang penting," ujar Ivan.

"Dengan begitu, kami berterima kasih sudah memberikan kritik dan masukan, baik dari Lukas sebagai antropolog maupun dari para aktivis lingkungan yang hadir," katanya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved