Berita Viral

Kisah Pasutri Dikukuhkan Jadi Guru Besar UMM, Istri Wafat Lebih Dulu,Video Pidato Dibuat dengan 'AI'

Begini kisah pasangan suami istri atau pasutri yang dikukuhkan bersama menjadi guru besar di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

(DOK. UMM)
Prof Aris beserta foto mendiang istrinya, Prof Maftuchah saat pengukuhan guru besar UMM pada Sabtu, (9/3/2024). 

TRIBUNJABAR.ID - Begini kisah pasangan suami istri atau pasutri yang dikukuhkan bersama menjadi guru besar di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Pasutri Prof.Dr.Ir.Aris Winaya,M.M., M.Si, IPU, ASEAN Eng. dan Prof. Dr.Ir.Maftuchah, M.P seharusnya dapat mengikuti pengukuhan menjadi guru besar bersama.

Akan tetapi, istrinya justru meninggal dunia terlebih dulu sebelum acara pengukuhan tersebut karena sakit.

Baca juga: Sosok M Yusuf Pilot Selamat usai Pesawat Smart Air Jatuh,Buat Api Unggun untuk Kode,Ini Kondisinya

Sehingga suaminya, Prof Aris dikukuhkan menjadi guru besar sembari mebawa foto mendiang istrinya.

Sekedar informasi, Prof. Aris Winaya dan mendiang Prof. Maftuchah, keduanya sama-sama mengabdi di Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) UMM. Mereka memiliki fokus penelitian yang menarik di bidangnya.

Terlihat Aris yang merupakan Dekan FPP UMM tampak duduk bersama foto istrinya di sebelahnya.

Istrinya dianugerahi sebagai guru besar anumerta UMM.

Sebelum meninggal, ternyata Maftuchah sempat menulis orasi atau paparan atas karya ilmiahnya.

Orasi ini tak dibacakan oleh suaminya. Tetapi berkat teknologi AI, Maftuchah juga "dihadirkan" dan orasinya tersampaikan di hadapan para tamu.

Prof. Aris dengan menahan haru, menyampaikan rasa terimakasihnya kepada sang istri, almarhumah Prof. Maftuchah, yang dinilai telah membersamai dalam menggapai gelarnya ini.

“Maunya kami kan menjadi pasangan guru besar yang dikukuhkan bersama. Tapi ternyata takdir berkehendak lain. Tapi intinya ini bagian dari penghargaan kepada istri saya karena sudah melampaui jenjang tertinggi untuk kariernya sebagai dosen. Saya juga sangat berterimakasih kepada UMM karena menghargai apa yang sudah dicapai oleh dosen-dosennya,” ungkap.

Pernah menanti buah hati selama 9 tahun

Ketika di depan podium, Aris menceritakan kisahnya pada tahun 1994, saat ia dan istrinya mneikah.

Setelah menikah, mereka diuji belum dapat memiliki momongan dan harus menanti selama sembilan tahun.

Aris juga menceritakan perjuangan Maftuchah yang harus menyelesaiikan studi di Bogor saat masih hamil.

Halaman
12
Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved