Harga Beras Melambung, Produsen Lontong Kota Cirebon Mengeluh, Ini Solusi yang Mereka Ambil

Kenaikan harga beras di sejumlah wilayah Indonesia, termasuk di Kota Cirebon, Jawa Barat, berdampak signifikan terhadap produsen lontong.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Hermawan Aksan
Tribun Jabar/Eki Yulianto
Nurlaila (baju putih) sedang memproduksi ribuan lontong di pabrik rumahan dapurnya di Kampung Sicalung, RT 2/2, Kelurahan Karyamulya, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, Rabu (28/2/2024). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Kenaikan harga beras di sejumlah wilayah Indonesia, termasuk di Kota Cirebon, Jawa Barat, berdampak signifikan terhadap produsen lontong.

Hal itu terjadi karena beras merupakan bahan baku utama produk tersebut.

Menanggapi kenaikan harga beras, sejumlah produsen lontong di Kota Cirebon melakukan penyesuaian dengan memperkecil ukuran dan mengurangi jumlah lontong saat dijual.

Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menjaga keseimbangan antara biaya produksi dan harga jual.

Lontong merupakan olahan beras dalam selongsong daun yang ditanak selama berjam-jam, biasa dinikmati dengan sate, gado-gado, bakso, dan lontong balap.

Salah satu pembuat lontong, Nurlaila (42), mengungkapkan bahwa kenaikan harga beras telah memberatkan usahanya.

Ia mengeluhkan kenaikan harga beras yang terus meroket dalam beberapa bulan terakhir.

"Dari bulan Januari (beras) naiknya drastis, dari harga Rp 255 ribu per karung sampai Rp 380 ribu per karung, bahkan sekarang sampai Rp 400 ribu per karung," ujar Nurlaila, Rabu (28/2/2024).

Kenaikan harga beras ini memberatkan Nurlaila dan rekan-rekannya dalam produksi lontong di sebuah pabrik rumahan di Kampung Sicalung, RT 2/2, Kelurahan Karyamulya, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon.

"Ya, pasti kondisi seperti ini memberatkan sekali (bagi perajin produksi lontong). Pendapatannya jadi berkurang," ucapnya.

Untuk menghadapi kenaikan harga beras, Nurlaila dan orang tuanya yang sudah berjualan puluhan tahun melakukan siasat dengan memperkecil ukuran lontong.

"Kondisi seperti itu membuat kami melakukan siasat dengan cara memperkecil ukuran lontong."

"Dari tadinya sekitar 25 sentimeter dan besar sekarang tinggal 20 sentimeter saja, setiap harinya kami membutuhkan 50 kilogram beras."

"Sementara setiap harinya kami memproduksi 2.000 lontong," jelas dia.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved