Pergerakan Tanah Melanda Rongga Bandung Barat, 34 Rumah Terancam dan 4 Rusak Termasuk Gedung Sekolah

Pergerakan tanah itu juga menyebabkan bangunan sekolah dan jalan lingkungan mengalami retak-retak sehingga siswa dan warga harus lebih waspada.

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Hermawan Aksan
Dok BPBD KBB
Petugas BPBD Kabupaten Bandung Barat saat melakukan pengecekan ke lokasi pergerakan tanah di Kampung Cigombong, RT 04/13, Desa Cibedug Kecamatan Rongga. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Pergerakan tanah melanda Kampung Cigombong, RT 04/13, Desa Cibedug Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB), hingga menyebabkan puluhan rumah terancam dan sejumlah warga mengungsi.

Kejadian itu pertama kali diketahui pada 19 Februari 2024, kemudian baru dilaporkan beberapa hari kemudian ke pihak kecamatan dan langsung ditindaklanjuti oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB.

Plt Kepala Pelaksana BPBD KBB, Asep Sehabudin, mengatakan, bencana pergerakan tanah itu terjadi setelah wilayah tersebut diguyur hujan dengan intensitas yang tinggi selama tiga hari berturut-turut.

"Akibat pergerakan tanah itu, 34 rumah terancam dan 4 rumah mengalami rusak sedang, bahkan 5 KK diungsikan ke rumah kerabatnya," ujarnya saat dihubungi, Minggu (25/2/2024).

Selain rumah yang terdampak, kata Asep, pergerakan tanah itu juga menyebabkan bangunan sekolah dan jalan lingkungan mengalami retak-retak sehingga siswa dan warga harus lebih waspada.

"Sekolah yang terdampak itu SDN Babakan Talang, jadi seluruh bangunan dinding, lantai, dan halaman sekolah mengalami retak sedang, termasuk jalan lingkungan," kata Asep.

Asep mengatakan, untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, kegiatan belajar mengajar (KBM) di SDN Babakan Talang diliburkan sementara sejak 21 hingga 26 Februari 2024 karena pergerakan tanah ini harus segera ditangani.

Berdasarkan hasil investigasi petugas BPBD KBB di lapangan, kata dia, pergerakan tanah tersebut kemungkinan dipicu akibat hujan deras dan diperparah dengan kondisi tanah yang labil.

"Untuk memastikan penyebab dan keamanan bagi warga, pergerakan tanah ini perlu dilakukan kajian geologi," ucapnya.

Untuk sementara, warga yang tinggal di sekitar lokasi pergerakan tanah diimbau harus waspada terutama saat turun hujan deras karena bencana ini dikhawatirkan semakin meluas dan akan berdampak lebih besar.

"Hujan deras masih sering turun, jadi warga harus lebih waspada karena khawatir pergerakan tanah semakin parah dan meluas," ujar Asep. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved