Ganjar-Mahfud Tak Berdaya di Solo, FX Rudy Tuding Ada Money Politics Tapi Tak Mau Mengusutnya

Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengungkap alasan pasangan calon presiden-wakil presiden ganjar Pranowo-Mahfud MD tak berdaya di Solo.

Editor: Giri
kompas.com
Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo. 

TRIBUNJABAR.ID, SOLO - Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengungkap alasan pasangan calon presiden-wakil presiden ganjar Pranowo-Mahfud MD tak berdaya di Solo.

Menurutnya, adanya dugaan money politics menjadi satu di antara penyebabnya

Solo, seperti halnya Jawa Tengah secara umum, selama ini disebut sebagai kandang banteng. Banteng di sini adalah PDI Perjuangan.

Namun, PDIP justru gigit jari di kandang sendiri.

Menuding lawan memakai money politics, Rudy mengeklaim PDIP Solo tidak menggunakan cara itu untuk meraup suara.

“Kalahnya dengan, dipercaya boleh enggak boleh, dengan bantuan sosial, serangan fajar H-1, H-2. Pada saat coblosan masih ada," ucap Rudy saat ditemui di kediamannya, Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Sabtu (17/2/2024). 

Baca juga: Sosok Caleg Asal Korea Berpeluang Lolos ke Senayan, Raup Suara Banyak, Tinggal 30 Tahun di Indonesia

"Tapi ya mau bicara apa pun tidak akan menggagalkan pemilihan,” ucapnya.

Bila menilik real count KPU RI, khususnya di Kota Solo, Ganjar-Mahfud tidak unggul dari pasangan pemegang jumlah suara teratas, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. 

Dari data 1.396 dari 1.773 TPS di Kota Solo, Ganjar-Mahfud meraup 97.572 atau 34,18 persen suara.

Sementara, Prabowo-Gibran memperoleh 144.999 atau 50,79 persen suara.

Ganjar-Mahfud hanya unggul dari pasangan calon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin). 

Anies-Cak Imin mendapat 42.914 atau 15,03 persen suara di Kota Solo.

Itu didasarkan dalam real count KPU RI hingga 17 Februari 2024 pukul 16.00 WIB.

Baca juga: Inilah 11 Caleg Dapil XI Berpotensi Duduk di DPRD Jabar, Didominasi Petahana dan dari Partai Besar

FX Rudy pun mengatakan dirinya pun melarang putranya, Rheo Fernandez, untuk menggunakan money politics.

Sebab, cara ini tidak sesuai dengan jargonnya.

Halaman
12
Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved