Pemilu 2024

Persatuan Perawat Sebut Banyak Petugas Pemilu Sakit dan Meninggal Akibat Lemahya Kondisi Fisik

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menyoroti banyaknya petugas pemilihan umum (Pemilu) yang meninggal dunia dan sakit.

Penulis: Dian Herdiansyah | Editor: Darajat Arianto
TRIBUNJABAR.ID/DIAN HERDIANSYAH
Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia Kota Sukabumi, Irawan Danismaya, mengatakan peristiwa serupa juga terjadi di Sukabumi, terdapat petugas Pemilu meninggal dan puluhan petugas lainnya sakit diduga akibat penyakit jantung dan kelelahan fisik. 

Laporan Kontributor Tribujabar.id, Dian Herdiansyah.

TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menyoroti banyaknya petugas pemilihan umum (Pemilu) yang meninggal dunia dan sakit.

Sebagaimana diketahui, dalam keterangan rilisnya, KPU mencatat 35 orang meninggal dunia dan tiga ribu petugas Pemilu mengalami sakit setelah menjalankan tugas dalam proses penghitungan suara pada Pemilu 2024.

Ketua PPNI Kota Sukabumi, Irawan Danismaya, mengatakan peristiwa serupa juga terjadi di Sukabumi, terdapat petugas Pemilu meninggal dan puluhan petugas lainnya sakit diduga akibat penyakit jantung dan kelelahan fisik.

"Ketika bangun pagi bertugas sebagai pengawas dan petugas pemilu itu harus punya energi di perut. Mungkin saja energinya cukup tapi aktivitasnya panjang," ujarnya, kepada Tribunjabar.id, seusai Musda PPNI di salah satu hotel di Jalan Siliwangi, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, Sabtu (17/2/2024).

Baca juga: Petugas Linmas TPS di Pangandaran yang Meninggal Sempat Antarkan Istri ke Klinik untuk Dirawat

"Boleh dicoba, ketika sudah banyak dipakai duduk, menghitung, lalu bangun, itu iba-tiba langsung pusing. Itu indikator bahwa kita kelelahan," tegas Irawan.

Kondisi jantung itu tetap aktif, pemikiran yang banyak, sangat butuh konsentrasi. Sementara konsentrasi itu kata Irawan, membutukan energi, karena sangat berlkaitan.

"Jelas ini piur masalah kekuatan fisik dan kurangnya persiapan fisik dari petugas. Biasanya menganggap sepele sarapan kurang minum, itu penyebab gugurnya teman sejawat kit dalam bertugas," ucapnya.

Menurut Irawan, peristiwa ini bukan pertama kalinya, tapi kedua kalinya terjadi, sehingga perlu dievaluasi oleh KPU dalam persiapan pemilu ke depan.

Dalam pencegahan kedepan kata Irawan, sebaiknya kalaborasi lintas sektor segara dilakukan berkoordinasi dengan leading sektor pemerintah.

"Sebelum masa cape-cape ini dilakukan, semua petugas penyelenggara harus diberikan edukasi dan persiapan fisik. Itu sebuah pencegahan bisa di coba diperiode berikutnya," ungkap Irawan.

Jika hanya berpatokan dan mengandalkan kepada petugas kesehatan untuk mengantispasi kejadian hal serupa, Irawan meyakini meninggalnya petugas akan terus terjadi.

"Dalam mengantisipasi ini teman-teman perawat kita untuk berkeliling dari TPS ke TPS lainnya. Ketika ada kejadian itu pun hanya sebatas penanganan gawat darurat dan tidak mampu stanby mejangkaunya," katanya.

Baca juga: Puluhan Petugas Pemilu di Garut Dirawat di RS dan Puskemas, Kelelahan, Dehidrasi dan Sakit Lambung

Sementara itu kaitan dengan pemilu hasil presiden, Imam Danismaya mengatakan siapa pun yang terpilih nanti adalah sosok yang memahami peta masalah Kesehatan rakyatnya.

Hampir seluruh akar masalah kesehatan masyarakat dimulai dari rumah tempat hidup keluarga sehari-hari. Setiap keluarga memiliki masalah kesehatan yang berbeda dengan keluarga lainnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved