Harga Beras di Bandung Makin Melonjak, Pemkot Segera Gelar Operasi Pasar di 30 Kecamatan
onny Ahmad Nurudin, mengatakan operasi pasar beras akan digelar di 30 Kecamatan secara bergantian.
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pemerintah Kota Bandung segera menggelar operasi pasar untuk mengantisipasi kelangkaan dan terus melonjaknya harga beras di Kota Bandung. Rencananya, operasi beras akan digelar selama 10 hari, mulai 19 Februari hingga 1 Maret.
Plt Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Ronny Ahmad Nurudin, mengatakan operasi pasar beras akan digelar di 30 Kecamatan secara bergantian.
"Stok beras medium di Bulog aman dan akan didistribusikan sebanyak 10 ton. Setiap warga hanya boleh beli 10 kilogram dalam dua kemasan," ujar Ronny di Balai Kota, Selasa (13/2).
Menurut Ronny, jika warga membludak beli beras maka setiap warga hanya boleh membeli lima kilogram.
Syarat warga membeli beras cukup menunjukkan KTP.
Warga hanya boleh membeli di pasar murah yang digelar di kecamatan di mana dia tinggal.
Operasi beras dan pasar murah dibagi dua gelombang. Gelombang pertama, 19 Februari sampai 23 Februari.
Pada gelombang pertama, pasar murah beras digelar di 15 kecamatan.
Gelombang kedua, 25 Februari sampai 1 Maret. Itu pun digelar di 15 kecamatan.
Beras dalam operasi pasar ini, ujar Ronny dijual di bawah harga yang ada di pasaran saat ini. Pada operasi pasar nanti, beras dijual Rp 10.900 per kilogram, atau per kemasan 5 kilogram Rp 54.500.
Selama operasi pasar nanti, mereka juga menjual sejumlah bahan kebutuhan pokok lainnya dengan harga murah.
Mulai minyak goreng, telur, cabai, bawang merah, bawang putih, mi instan, tepung, dan ayam beku, hingga LPG 3 kilogram.
Ketua DPRD Kota Bandung Tedy Rusmawan mengatakan, operasi pasar beras ini adalah sesuatu yang sudah sangat mendesak untuk dilakukan.
"Ini untuk membantu warga, mengingat harga beras saat ini tiinggi melebihi harga eceran tertinggi," ujarnya.
Tedy mengatakan, HET beras medium Rp 10.900 per kilogram. Tapi, hari-hari ini harganya di pasar rata-rata di Rp 16.000.
"Bahkan di warung ada juga yang sudah menjual dengan harga Rp 17.000 per kilogram," ujar Tedy.
Ia berharap operasi beras Bulog bisa menstabilkan harga. Karena itulah, pihaknya meminta Bulog merealisasikan atau menggelontorkan stok beras ke pasar ritel dan tradisional.
"Kenaikan harga beras yang sangat signifikan ini sangat memberatkan warga. Saya minta Bulog segera gelontorkan stok beras medium," ujar Tedy.
Saat ini, ujar Tedy, pasar ritel pun diperbolehkan menjual beras medium. Hal tersebut menurut Tedy tak jadi masalah yang penting bisa membantu warga.
"Bulog harus segera menggelontorkan stok beras medium, jangan ditahan. Karena harga beras saat ini sudah tidak rasional," ujarnya.
Hingga April
Pengamat Pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori, memprediksi tingginya harga beras ini akan berlangsung hingga beberapa bulan ke depan. Saat ini, ungkapnya, produksi beras lokal memang masih sangat terbatas.
“Saat ini masih paceklik. Kira-kira sampai bulan April. Panen besar kemungkinan baru akhir April atau awal Mei 2024,” ujarnya.
Ini menjadi masalah karena pada bulan Maret sudah bulan Ramadan dan April memasuki Hari Raya Idulfitri.
“Penting buat pemerintah untuk memastikan pasokan beras dalam jumlah memadai. Jika tidak, harga potensial naik dan bisa menimbulkan kegaduhan, bahkan berdampak ke soal sosial-politik,” ujar Khudori.
Merujuk data BPS, produksi Januari-Februari 2024 masih kecil. Produksi dua bulan yang lalu masih kurang 2,8 juta ton untuk menutupi kebutuhan konsumsi di dua bulan tersebut.
“Produksi di Maret lumayan besar, sehingga diperkirakan akan ada suprlus 0,97 juta ton beras,” katanya.
Kendati demikian, Khudori menilai surplus beras dipastikan akan jadi rebutan banyak pihak.
“Panen di April pun akan bernasib sama, jadi rebutan banyak pihak. Terutama untuk mengisi jaring-jaring distribusi yang berbulan-bulan kering kerontang karena paceklik,” tuturnya.
Khudori mengatakan, bantuan untuk warga kurang mampu digelontorkan program PKH, Program Sembako, bantuan pangan beras 10 kilogram/keluarga/bulan.
Bahkan ada Bantuan Langsung Tunai (BLT) Mitigasi Risiko Pangan yang dirapel tiga bulan sebesar Rp 600 ribu/keluarga.
“hal yang perlu perhatian ada kelompok yang hanya beberapa jengkal di atas garis kemiskinan. Kalau harga beras dan pangan naik, mereka potensial menjadi kaum miskin baru. Selama ini mereka belum tersentuh oleh aneka bantuan sosial dan jaring pengaman sosial itu,” jelasnya.
Badan Pangan Nasional, ujar Khudori, telah menugaskan Bulog untuk menggencarkan operasi pasar yang bernama SPHP (stabilisasi pasokan dan harga pangan).
“Beras SPHP ini bisa jadi pilihan warga miskin/rentan karena harganya lebih terjangkau: Rp11.500-11.800/kilogram, jauh di bawah harga pasar. Ini beras premium tapi dijual dengan harga medium. Perlu dipastikan, beras SPHP ini bisa menjangkau seluas mungkin warga,” ujarnya.
Khudori juga menyinggung harga gabah di pasar melambung tinggi.
“Info dari Jatim misalnya, harga antara Rp 8.400-Rp8.800/kilogram gabah kering panen. Ini amat tinggi. Untuk jadi beras setidaknya harganya antara Rp 15.000-Rp 16.000/kilogram,” imbuhnya. Padahal, HET beras jauh di bawah itu.
“Karena itu, penting buat pemerintah lewat Badan Pangan Nasional untuk menimbang ulang HET beras,” ujarnya. (tiah sm/nappisah)
Persib Bandung Didenda AFC dan Komdis PSSI Sekaligus, Pemain Kunci Absen 2 Pertandingan |
![]() |
---|
Total Denda Persib Bandung Terbaru Termasuk 2.000 Dolar AS di ACL 2, Setara Harga Motor 250CC |
![]() |
---|
Sambut PSBS Biak, Pemain Persib Digenjot Fisik dengan Program Latihan Khusus |
![]() |
---|
Dua Gelandang Persib Bandung Diandalkan Patrick Kluivert Sejak Menit Awal Lawan Arab Saudi |
![]() |
---|
Seniman Isa Perkasa Akan Tampilkan ‘Kesurupan’ Kuda Lumping di Pasar Seni ITB, Ini Maknanya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.