Kisah Dani di Sumedang, ''Dokter'' Korek Bekas Agar Ngegas Lagi, Sehari Bisa Dapat 100 ''Pasien''
Masalah bagi orang, bisa menjadi peluang hidup bagi orang lain. Seperti korek yang habis gasnya, bagi Dani (54) menjadi lahan untuk menyambung hidup.
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Giri
Laporan Kontributor TribunJabar.id, Kiki Andriana
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Masalah bagi orang, bisa menjadi peluang hidup bagi orang lain. Seperti korek yang habis gasnya atau rusak, bagi Dani (54) menjadi lahan untuk menyambung hidup.
Setiap hari, warga Kampung Ciseda RT 02/04 Desa Cimarias, Kecamatan Pamulihan, Sumedang, itu berkeliling di seputaran kota Sumedang.
Sewaktu-waktu di Alun-alun Sumedang, lalu di pasar, juga ke sekitar mal terbesar di Sumedang.
Dia menjajakan kepiawaiannya mereparasi korek gas yang rusak atau habis gasnya. Biayanya murah, dengan Rp 1.000, gas korek kembali terisi penuh dan pemantiknya berfungsi normal.
Harga korek gas baru memang murah, ada yang Rp 2 ribu hingga Rp 5 ribu. Namun, tetap saja banyak yang memilih jasa reparasi Dani.
Baca juga: Mengenal Kerbau Marongge asal Sumedang yang Sedang Diteliti Unpad sebagai Ternak Unggul
"Dulu sekali ongkosnya Rp 500 per satu korek, sekarang Rp1.000," kata Dani saat dijumpai TribunJabar.id, di kawasan Alun-alun Sumedang, Rabu (8/2/2024) sore.
Kerusakan korek yang ditangani Dani beragam. Mulai dari batu apinya yang habis, pemantiknya yang berkendala, hingga hanya habis gas.
Namun, untuk kerusakan berupa pecah, Dani tak bisa memperbaikinya.
Alih-alih memperbaiki yang pecah, Dani menawarkan korek yang baru untuk dibeli. Dani juga membawa korek baru satu boks.
Dalam usahanya berkeliling kota, selalu saja Dani dapat 'pasien' berkorek rusak. Sehari, dia bisa reparasi 100 korek gas.
Dia membawa kotak peralatan termasuk tabung-tabung gas untuk mengisikan gas ke dalam korek.
Semua peralatan itu, kecuali gas, dia tidak membelinya. Peralatan dibuat dari barang bekas payung, bekas raket, dan paku.
Baca juga: "Seringnya Nol" Kata Pengayuh Becak di Sumedang di Tengah Gempuran Moda Transportasi Lain
"Yang beli cuma gas, Rp 7 ribu per tabung. Sebanyak 100 buah korek menghabiskan 1,5 botol gas," kata ayah dua anak itu.
Dia pulang pergi setiap hari dari Cimarias, di kaki Gunung Kareumbi. Dia pergi pukul 06.30 dan baru akan kembali ke rumah paling lambat pukul 16.00.
Kepiawaiannya itu diakui Dani tidak belajar dari siapapun. Dia autodidak berawal dari perbaikan korek gas miliknya.
Dirasa mampu dan perbaikan dilakukan dalam tempo cepat, Dani lalu menawarkan jasanya kepada orang-orang yan membutuhkan.
"Satu biji paling satu menit dengan pengisian gas. Selesai," katanya. (*)
Gara-gara Cuaca, 120 Pilot Paralayang Batal Terbang di Bukit Batu Dua Sumedang Hari Ini |
![]() |
---|
26 Perempuan Penerbang Paralayang Ikut Tanding di West Java Paragliding Championship 2025 |
![]() |
---|
Sinergi Kemenkum Jabar dan Pemkab Sumedang, Samakan Konsepsi Regulasi Tanah |
![]() |
---|
Prediksi Cuaca di Sumedang pada Hari Pertama Kejuaraan Paralayang |
![]() |
---|
2 Pilot Paralayang Nyasar Disambut Sorak Suporter Bola: Mendarat di Stadion Ahmad Yani Sumedang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.