Waspadai Serangan Fajar saat Masa Tenang Pemilu 2024, Ini Antisipasi yang Dilakukan Bawaslu Sukabumi

Bawaslu Kabupaten Sukabumi melakukan antisipasi adanya pelanggaran Pemilu pada masa tenang kampanye Pemilu 2024.

Penulis: M RIZAL JALALUDIN | Editor: Giri

Laporan Kontributor Tribunjabar.id M Rizal Jalaludin

TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Bawaslu Kabupaten Sukabumi melakukan antisipasi adanya pelanggaran Pemilu pada masa tenang kampanye Pemilu 2024.

Masa tenang itu berlangsung tiga hari, 11-13 Februari 2024.

Sedangkan pencoblosan akan berlangsung 14 Februari 2024.

Bawaslu Kabupaten Sukabumi akan menertibkan alat peraga kampanye pada tiga hari masa tenang. 

Tak hanya menertibkan, Bawaslu juga mewaspadai adanya serangan fajar yang dikenal istilah lain politik uang (money politics) selama masa tenang atau bahkan di detik-detik jelang pencolosan.

Ketua Bawaslu Kabupaten Sukabumi, Faisal Rifai, mengatakan, untuk mengantisipasi adanya serangan fajar, pihaknya sudah melakukan identifikasi dan akan melakukan upaya pencegahan.

Baca juga: Masa Tenang Waktu Kritis Pelanggaran Pemilu, Cimahi Disebut Rawan Serangan Fajar

"Kalau namanya kerawanan identifikasi kita sebagai antisipasi juga harus melakukan pencegahan. Walaupun memang sebelum terjadi adanya pelanggaran. Kita melakukan, pertama, melakukan patroli yang dilakukan oleh pengawas kecamatan, kemudian juga pengawas desa dan pengawas TPS," kata Faisal via telepon, Selasa (6/2/2024).

Faisal menyebut di Kabupaten Sukabumi bisa dikatakan rawan terjadinya serangan fajar. Tapi, antisipasi itu dilakukan Bawaslu untuk mempersempit ruang adanya serangan fajar.

"Kalau pun ada niat, (kita) mempersempit ruang gerak untuk melakukan pelanggaran. Kalau ini nanti sanksinya berupa penjara atau denda," ucap Faisal.

Baca juga: Modus Baru Serangan Fajar Saat Pemilu Diungkap PPATK, Top Up Token Listrik Jadi Tren

Tak hanya dengan patroli, Bawaslu juga mengingatkan langsung kepada seluruh pimpinan partai politik peserta Pemilu yang ada di Kabupaten Sukabumi dengan berkirim surat agar tidak melakukan hal itu.

Faisal menyebut, serangan fajar biasanya identik dengan money politics atau bahkan membagikan barang untuk meraih suara pemilih. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved