Viral, Ketika Warganet Ramai Samakan Petugas KPPS dengan PNS dan Abdi Negara, Singgung Soal Gaji
Media sosial tengah diramaikan dengan berbagai unggahan yang soal petugas Kelompok Penyelenggaran Pemungutan Suara (KPPS).
Penulis: Salma Dinda Regina | Editor: Salma Dinda Regina
TRIBUNJABAR.ID - Media sosial tengah diramaikan dengan berbagai unggahan yang soal petugas Kelompok Penyelenggaran Pemungutan Suara (KPPS).
Unggahan yang viral ini yaitu terkait narasi petugas KPPS yang dianggap seperti pegawai negeri sipil (PNS) atau abdi negara.
Narasi itu ramai muncul setelah pelantikan anggota KPPS yang digelar pada Kamias (25/1/12024), diikuti dengan bimbingan teknis (bimtek) KPPS.
Baca juga: Viral Video Konsumen Cekcok dengan Petugas SPBU, Protes Tak Isi BBM Sesuai dengan yang Dibayarkan
Misalnya di salah satu unggahan, warganet membagikan candaan yang menyebut anggota KPPS sebagai menantu idaman, lantaran memiliki gaji harian lebih besar.
“Gaji PNS 5 jt sebulan. Gaji KPPS 1,2 jt sehari. Fix mantu idaman,” tulis akun @puji*** di media sosial X pada Minggu (28/1/2024).
Unggahan-unggahan serupa juga banyak beredar di berbagai platform media sosial.
Lalu, mengapa fenomena candaan KPPS yang dianggap seperti PNS ini muncul?
Baca juga: Jadwal Pencairan Gaji KPPS Pemilu 2024 dan Besarannya, Lengkap dengan Masa Kerja
Sarana menghibur diri
Dosen Sosiolog Universitas Udayana, Bali Wahyu Nugroho menilai candaan menjadi KPPS seperti PNS hingga abdi negara ini sebagai sarana menghibur diri.
Hal itu karena profesi PNS atau pegawai BUMN selama ini memang dianggap prestisius oleh masyarakat.
“Selama ini kan profesi atau pekerjaan yang berasosiasi dengan negara, seperti ASN atau pegawai BUMN dianggap sebagai sesuatu yang prestise,” kata Wahyu, Senin (29/1/2024), dikutip dari Kompas.com.
Karena itulah, candaan yang banyak beredar di media sosial itu mungkin bisa menjadi sebuah upaya menghibur diri karena belum bisa menjadi PNS atau abdi negara.
Baca juga: Jaga Kesehatan Petugas KPPS, Puskesmas Kota Bandung Bakal Siaga di Hari H Pencoblosan Pemilu 2024
Pengingat untuk negara
Meski begitu, Wahyu berhadap bahwa candaan menjadi sebuah gerakan pengingat bahwa masyarakat tidak hanya menjadi sebuah objek dalam proses bernegara.
"Tidak hanya pemilu saja, tapi juga bisa dalam hal pembangunan dan pemberdayaan," jelas dia.
Sosok Usfina Aliffia, Remaja yang Tinggal di Panti Asuhan Menulis Novel 300 Halaman dengan Ponsel |
![]() |
---|
Niat Jual Nastar Demi Bertahan Hidup, Tita Malah Digugat Rp 120 Juta Eks Kantor, Ini Kronologinya |
![]() |
---|
Duduk Perkara Bocah SD Lewat Sungai Demi Sekolah usai Akses Rumah Ditutup, Ortu: Kasihan Anak Saya |
![]() |
---|
Kisah Ryu Kintaro Sukses Berbisnis di Usia 9 Tahun, Dijuluki Bocil Perintis, Sosok Ayahnya Disorot |
![]() |
---|
Sosok Firji, Siswa SMA Sekaligus Kurir Jadi Paskibraka Nasional, Keluarga dan Tetangga Menangis Haru |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.