Ancaman Penyakit Pangkal Busuk Batang Akibat Genoderma Kian Menakutkan bagi Industri Kelapa Sawit

“Ketika pandemi Covid industri kelapa sawit bertumbuh, sawit menjaga neraca perdagangan tetap positif”

Penulis: Nappisah | Editor: Adityas Annas Azhari
kompas
Ilustrasi Kelapa sawit 

Ketua Bidang Agronomi P3PI, Dadang Gusyana. menyatakan diperkirakan tahun 2050 hingga 2100 produksi Sawit tidak lagi berkelanjutan karena serangan ganoderma.

“Di Indonesia, data valid total luas lahan sawit yang terkena penyakit busuk pangkal batang belum diketahui. Data dari pengamatan dinas perkebunan di lahan sawit milik petani,” katanya.

Simposium Ganoderma
Kegiatan simposium ganoderma di Holiday Inn Pasteur, Bandung, Selasa (30/1/2024)

Total luas lahan sawit yang terserang sekitar 2.428 hektare dengan nilai kerugian Rp 3,6 miliar.

Secara biologist ganoderma tergolong pada kelompok cendawan yang lemah. Serangan pada kelapa sawit menjadi dominan, karena terjadi ketidakseimbangan agroekosistem di perkebunan kelapa sawit dan tidak adanya cendawan kompetitor dalam tanah.

Akibatnya, akan menurun unsur hara organik dalam tanah dan aplikasi herbisida yang tidak bijaksana.

Baca juga: Mentan Pastikan Anggaran Pupuk Subsidi Tahun 2024 Tambah Rp 14 Triliun, Pupuk Kujang Dukung Penuh

Namun, bukan berarti ganoderma tidak bisa dicegah. Pada prinsipnya, ganoderma tidak akan masuk atau menyerang tanaman jika tanamanan tersebut sehat.

Sekjen P3PI, Hendra J Purba mengatakan Jawa Barat bukan provinsi sentra sawit.

“Namun, mengenalkan kelapa sawit ke wilayah-wilayah yang tidak ada sawit, semakin banyak masyarakat yang mengenal sawit sebagai penopang perekonomian nasional,” kata Hendra. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved