Kisah Yuliyah Tukang Permak di Cirebon yang Berjuang Masuk DPRD Indramayu, Mulai Dapat Simpati

Yuliyah Sukarja (51) yang merupakan tukang jahit permak levis berjuang masuk gedung dewan di Indramayu.

Editor: Giri
kompas.com
Yuliyah Sukarja, sedang menjahit pakaian di kontrakannya di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Kamis (25/1/2024). 

TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Yuliyah Sukarja (51) yang merupakan tukang jahit permak levis di Jalan Pangeran Cakrabuana, Kelurahan Sendang, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, kian sibuk.

Dia bukan cuma melayani pelanggan tapi juga disibukan dengan aktivitas kampanye.

Yuliyah merupakan satu di antara calon anggota legislatif (caleg) Daerah Pemilihan (Dapil) 3 Kabupaten Indramayu.

Saat ditemui Kompas.com di kontrakan permak levisnya pada Kamis (25/1/2024), Yuliyah sesekali menyeka kening.

Raut wajahnya tampak lelah.

Namun, dia terus bergerak dan tak henti bekerja, penuh semangat.

Kakinya menginjak pedal mesin jahit.

Tangan kanan memegang pakaian yang mau dijahit sambil sesekali memutar roda putar.

Tatapan matanya tajam pada tiap jarum dan benang yang menghujam garis jahitan.

Baca juga: Sering Dapati Keluhan Langka Pupuk di Majalengka, Caleg DPRD Jabar dari PPP Bilang Begini

"Setiap hari begini, Mas. Pagi sampai siang di Cirebon permak levis, nanti agak sore ke Indramayu, sampai malam, karena harus kampanye bertemu orang-orang," kata Yuliah.

Yuliyah rela pulang pergi Cirebon-Indramayu satu sampai tiga hari sekali untuk tetap dapat menafkahi diri, sekaligus memperjuangkan harapannya mengabdi masyarakat.

Dari usaha ini, dia dapat mengantongi untung Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu setiap hari.

Kondisi modal yang terbatas membuatnya kian tertantang.

Dia mencoba ingin membuktikan menjadi seorang caleg tanpa modal besar.

Menurutnya hal ini juga bagian dari edukasi bahwa caleg tidak melulu identik dengan modal banyak uang.

Yuliyah meyakini, selama apa yang diperjuangkan benar, pengabdian tulus pada masyarakat, dan kesungguhan akan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.

Perkenalan Yuliyah dengan politik tak sengaja. Beberapa waktu lalu, dia bersama suaminya, Sukirno, berkunjung ke rumah teman suaminya, anggota DPRD Provinsi Jawa Barat.

Mereka bertiga berbincang, hingga Yuliyah mendapatkan inspirasi bahwa politik adalah salah satu jalan untuk mengabdi pada masyarakat.

Orang itupun, menawarkan agar Yuliyah menjadi caleg.

Ia menilai Yuliyah dan Sukirno pasangan suami istri pekerja keras dan tidak berpangku tangan.

Pernyataan itu terngiang di telinga Yuliyah dan hingga memutuskan untuk mencoba mengikuti jejak langkah menjadi seorang anggota legislatif di Kabupaten Indramayu.

Baca juga: Panwaslu Kabupaten Pangandaran Temukan Dugaan Keterlibatan Oknum BPD di Kampanye Seorang Caleg

"Politik itu tidak selalu kotor. Politik itu bagus, politik menjadi salah satu jalan untuk menolong, berjuang mengabdi kepada masyarakat," kata Yuliyah mengulang nasihat teman dari suaminya.

Sejak saat itu, Yuliyah bercita-cita akan memperjuangkan nasib perempuan.

Dia berencana menularkan semangat berwirausaha, membuat kerajinan sandal, kuliner, menjahit, dan lainnya, kepada ibu rumah tangga sekitar seperti yang sudah dia lakukan belasan tahun lalu.

Yuliyah juga akan berkerjasama dengan pihak terkait baik pemerintah maupun swasta untuk pengembangan UMKM.

Dengan cara ini, dia optimistis wanita Indramayu yang bekerja ke luar negeri, sedikit demi sedikit akan berkurang.

Di saat bersamaan, Yuliyah mengakui bahwa dirinya belum dikaruniai anak sejak menikah beberapa tahun lalu.

Atas dasar itu, dia akan memberikan pengabdian diri kepada masyarakat.

Yuliyah Sukarja akhirnya mendaftarkan diri menjadi caleg dari Partai Nasdem Dapil 3 Kabupaten Indramayu yang mencakup Kecamatan Jatibarang, Sliyeg, Widasari, Bango Dua, Kertasemaya, Sukagumiwang, dan Tukdana.

Langkah pertama yang dia korbankan adalah uang tabungan hasil menjahit permak levis bertahun-tahun.

Yuliyah membuat alat peraga kampanye (APK) berupa spanduk, baliho, pamflet, dan kaus, dari uang pribadi. Bersama suaminya, Sukirno, Yuliyah keliling kampung untuk mengenalkan diri.

Baginya hal ini cukup sulit karena dirinya bukan orang terkenal, atau tinggi popularitasnya seperti artis atau tokoh lain.

Namun, berkat kegigihan sang suami, mereka berdua terus keluar masuk desa terpencil untuk menyosialisasikan diri, mengampanyekan diri, dan meminta warga bersimpati mendukungnya.

Tak disangka, hasilnya positif.

"Alhamdulillah sejak sosialisasi dan kampanye beberapa waktu lalu, banyak warga yang simpati. Utamanya dari para pedagang. Mereka main ke rumah saya, dan menyatakan siap dukung karena sama sama dari wong cilik," kata Yuliyah.

Kini, Yuliyah masih terus berjuang memperebutkan simpati warga hingga masa pencoblosan nanti. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Tukang Jahit di Indramayu Jadi Caleg, Berjuang Siang Malam dengan Modal Terbatas"

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved