Tayang di Bioskop, Film 'Women from Rote Island' Ceritakan Kekerasan dan Perjuangan Perempuan di NTT
Dengan kualitas cerita yang tak main-main, film "Women from Rote Island" meraih sejumlah penghargaan bergengsi sebelum memasuki layar bioskop.
Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Hermawan Aksan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Film yang dinanti-nantikan, "Women from Rote Island", tayang besok di bioskop Indonesia.
Karya rumah produksi Bintang Cahaya Sinema dan Langit Terang Sinema ini bukan hanya sebuah karya seni sinematik, melainkan juga sebuah narasi penting yang mengangkat isu-isu pelecehan dan kekerasan terhadap perempuan dan laki-laki, termasuk kekerasan seksual.
Dengan kualitas cerita yang tak main-main, film ini meraih sejumlah penghargaan bergengsi sebelum memasuki layar bioskop.
Sejak premiere di A Window On Asian Cinema Busan International Film Festival pada 7 Oktober 2023, "Women from Rote Island" terus mengumpulkan apresiasi dari berbagai festival film bergengsi.
Seperti memenangkan kategori Penulis Skenario Asli Terbaik, Sutradara Terbaik oleh Jeremias Nyangoen, Pengarah Sinematografi Terbaik oleh Joseph Christoforus Fofid, dan Film Cerita Panjang Terbaik di Festival Film Indonesia 2023.
Film ini juga meraih Direction Award di Jakarta Film Week 2023, yang menandakan kualitas cerita yang tak main-main dari penulis dan sutradara Jeremias Nyangoen.
Jeremias Nyangoen, tokoh di balik "Women from Rote Island", memiliki komitmen kuat terhadap proyek ini selama empat tahun.
Satu tahun delapan bulan di antaranya dikhususkan untuk penulisan naskah yang mendalam dan berdaya.
Jeremias Nyangoen dengan tekun melakukan perjalanan antara Jakarta dan Pulau Rote, mencari sudut pandang yang autentik untuk menggambarkan kisah ini.
Dalam upaya untuk memberikan sentuhan keaslian yang lebih dalam, Jeremias juga memilih para pemain yang belum pernah berakting, dan mereka adalah Van Jhoov, Linda Adoe, Irma Rihi, dan Sallum Ratu, yang asli dari Nusa Tenggara Timur (NTT).
Mereka sukses membawa kehidupan pada karakter-karakter ini dengan keberanian dan keautentikan yang mengesankan.
"Kami berusaha menciptakan sesuatu yang tidak hanya memukau secara sinematik, tetapi juga menyentuh hati penonton."
"Selama perjalanan ini, kami tidak hanya menggarap film, tetapi juga berusaha menyuarakan isu-isu yang mungkin terlupakan oleh masyarakat luas,” kata Jeremias, Rabu (24/ 1/2024).
Jerimias berharap film ini dapat membuka mata dan hati penonton terhadap realitas kekerasan dan diskriminasi yang masih dihadapi perempuan tidak hanya di Rote, tetapi di banyak tempat.
PLN Kawal Pelatihan Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender di Proyek PLTA Upper Cisokan |
![]() |
---|
Bupati Majalengka Eman Ajak Warga Berani Laporkan Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak |
![]() |
---|
Tati Supriati Irwan Sosialisasikan Perda Tentang Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan |
![]() |
---|
Sri Dewi Anggraini Dorong Pemberdayaan Perempuan Bandung Barat |
![]() |
---|
Nisya Ahmad Sosialisasikan Perda Perlindungan Perempuan di Cileunyi Kulon |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.