Education for All, Apa Program Rasyid Rajasa Jika Terpilih ke DPR?
“Saya kira sistem zonasi awalnya baik, namun dalam pelaksanaannya kerap menemui berbagai persoalan.
TRIBUNJABAR.ID BANDUNG – Tak lama lagi pemilu 2024 akan digelar, tepatnya 14 Februari mendatang. Sejumlah isu mengemuka selama kampanye sebuah terakhir. Hasil pantauan Redaksi, sebagian Caleg menyoroti pentingnya pendidikan bagi anak-anak bangsa. Salah satunya yang kerap disampaikan oleh M Rasyid Rajasa, Caleg DPR RI Dapil 1 Jawa Barat (Kota Bandung & Kota Cimahi). Ia misalnya, dalam salah satu kampanye mendorong perbaikan Sistem Zonasi yang masih menuai banyak masalah.
“Saya kira sistem zonasi awalnya baik, namun dalam pelaksanaannya kerap menemui berbagai persoalan. Seperti jarak sekolah ke rumah warga yang sering menjadi isu pelik”, ujarnya, saat ditemui di kawasan Buah Batu, 22/1/2024. Anak bungsu politisi senior, Hatta Rajasa itu menambahkan, ada warga yang rumahnya masih dalam zona aman, namun tidak diterima di sekolah tertentu. Untuk itu ia akan berjuang di parlemen, agar tercipta keadilan untuk semua peserta didik.
Masih terkait zonasi, kasus lain yang ditemukannya, banyak daerah di perbatasan antar kecamatan, terkadang tidak memiliki sekolah lanjutan, sehingga termarginalkan. Ini linear dengan data Ombudsman, bahwa sistem zonasi setiap tahunnya mengulang-ulang masalah, diantaranya (1) Kecurangan dengan memanipulasi data kependudukan. (2) Tidak meratanya jumlah sekolah dengan jumlah anak dalam satu wilayah, sehingga terjadi rebutan sekolah. (3) Masih ada sekolah yang mengutamakan anak-anak pejabat atau tokoh adat.
“Maka dari itu, isu pendidikan sangat penting untuk kita perjuangkan, agar bisa dinikmati oleh semua kalangan dengan kualitas yang sama. Education for all. Parlemen memiliki ruang untuk melakukan perbaikan kebijakan, termasuk policy di bidang pendidikan”, imbuhnya. Lebih jauh, Rasyid menganggap pendidikan sebagai program prioritas yang harus diperjuangkan, karena itu menjadi syarat kemajuan suatu negara. Semakin baik pendidikan, maka Sumber Daya Manusia (SDM) yang dihasilkan juga semakin kompetitif.
Dengan SDM yang kompetitif, akan mempercepat kemajuan kita. “Saat ini sistem pendidikan Indonesia berada di peringkat 54 dari total 78 negara. Dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, posisi Indonesia masih dibawah Singapura, Malaysia dan Thailand. Oleh karenanya perlu upaya ekstra dari semua stakeholders agar pendidikan semakin baik”, tambahnya.
Rasyid menjelaskan, seharusnya dengan alokasi APBN untuk pendidikan yang sebesar 20 persen, Indonesia bisa meningkatkan kualitas pendidikan lebih baik lagi. Oleh karenanya, ia bertekad memperjuangkan optimalisasi APBN untuk pendidikan agar tepat sasaran, terbuka bagi semua kalangan, dan adanya peningkatan kesejahteraan bagi tenaga pendidik. Faktanya hingga kini, berbagai permasalahan pendidikan—bahkan yang mendasar, masih kita temui.***
| Anggota DPRD Jabar Zaini Shofari Soroti Kualitas Bangunan Sekolah di Jabar |
|
|---|
| Pelajar Jabar Tak Boleh Lagi Bawa Kendaraan ke Sekolah: Disdik Jabar Libatkan Pangdam dan Kapolda |
|
|---|
| Farhan Tegaskan Kota Bandung Harus Bebas Perundungan Dalam Bentuk Apapun |
|
|---|
| Kisah Mak Edah Warga Karawang Tak Tamat SD Jadi Lokal Hero Berdayakan Janda, Bangun Sekolah Gratis |
|
|---|
| Kisah Perjuangan Murid Kampung Citamiang Garut Sekolah Jalan Kaki 2 Jam Berangkat Subuh Lewati Hutan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/1-Education-for-All-Apa-Program-Rasyid-Rajasa-Jika-Terpilih-ke-DPR.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.