Selain itu, solusi lain yang sudah ada di Tokyo, seperti katedral bawah tanah yang dibangun di bawah infrastruktur gedung-gedung untuk daya tampung air yang luar biasa.
Di Hong Kong, yang kotanya sudah padat, penanganan banjir dilakukan dengan underground tunnel, yakni pembesaran gorong-gorong di bawah tanah sebagai opsi lain dari aliran sungai.
Heri juga menilai perlunya rencana strategi jangka panjang dari pemerintah untuk jangka waktu yang panjang, misalnya 20 tahun ke depan untuk penanganan banjir.
"Belum ada pihak yang fokus dan bertanggung jawab untuk menangani banjir. Dari sisi kelembagaannya, entah itu koordinasi antarlembaga, entah itu lembaga yang benar-benar berdedikasi untuk urusan banjir ternyata masih belum khusus ada. Seharusnya perlu lembaga khusus yang fokus terhadap banjir. Upaya lebih perlu dilakukan untuk mempersiapkan daya tampung dan menambah infiltrasi, misalnya program biopori ditingkatkan, normalisasi, naturalisasi digiatkan," ujarnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.