Alih Fungsi Lahan Disebut Jadi Penyebab Utama Banjir di Cipageran Cimahi, Resapan Air Kurang

Pembangunan perumahan di daerah tetangga tersebut, saat ini dinilai sudah sangat masif.

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Ravianto
Tribun Jabar/ Hilman Kamaludin
Banjir yang menerjang Cimahi setelah turun hujan deras, Sabtu (6/1/2024). 

TRIBUNJABAR.ID, CIMAHI - Penyebab utama banjir di Kampung Balimbing, RT 03/13, Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi yang telah menyebabkan puluhan rumah warga terdampak akhirnya terungkap.

Seperti diketahui, banjir yang terjadi pada Sabtu (6/1/2024) petang itu menerjang benteng mini soccer hingga menyebabkan dua unit rumah warga setempat hancur akibat tertimpa benteng itu dan puluhan rumah terendam.

Camat Cimahi Utara, Rully Sulfanorida mengatakan, faktor utama yang menyebabkan banjir tersebut karena saat ini resapan air sudah berkurang akibat alih fungsi lahan di bagian atas yang sudah bukan masuk wilayah Kota Cimahi.

"Itu saya setuju (resapan air berkurang), kan di atas kita (Kabupaten Bandung Barat) ngebangun terus ya, tapi bukan wilayah Cimahi," ujarnya di Cipageran, Selasa  (9/1/2024).

Pembangunan perumahan di daerah tetangga tersebut, saat ini dinilai sudah sangat masif, sehingga kondisi ini menyebabkan banjir menerjang wilayah Kecamatan Cipageran yang lokasinya berada tepat di bagian bawah.

"Di atas pembangunan perumahan-perumahan terus jalan, jadi kita lihat dampaknya seperti itu, air yang datang terlalu besar. Bahkan hujan sedang saja kita lihat air semakin besar, ya bisa jadi (alih fungsi lahan)," kata Rully.

Ia mengatakan, seharusnya di bagian atas tersebut menjadi resapan air, namun dengan adanya alih fungsi lahan tersebut air yang mengalir langsung lolos ke bawah hingga terjadi banjir yang menerjang Cipageran.

"Kalau resapan di Cimahi masih seperti ini lah ya, masih kebun-kebun dan izin untuk membangun di Cimahi tidak terlalu mudah, tapi di luar Cimahi kompleks-kompleks perumahan terus tumbuh," ucapnya.

Sementara faktor lain yang menyebabkan banjir itu, kata dia, karena intensitas hujan sangat tinggi, sehingga kondisi tersebut menyebabkan air dari sungai meluap dan langsung menerjang permukiman warga.

"Sebenarnya kalau melihat kondisi saluran tidak terlalu parah, jadi bukan itu penyebab utamanya. Tapi hujan besar selama 2 jam lebih menyebabkan debit air yang datang terlalu besar dan kapasitas saluran kita enggak mencukupi," kata Rully.

Akibat kejadian tersebut, kata dia, menyebabkan dua unit rumah warga rusak berat, dua rusak ringan, dan sebanyak 24 rumah terendam banjir, sehingga pihaknya langsung menyalurkan bantuan.

"Kamu sudah menyalurkan bantuan bagi warga yang terdampak banjir dari Kementerian Sosial dan Abioso, nanti kami juga akan melakukan penanganan lebih lanjut agar banjir di sini tidak kembali terjadi," ujarnya.(*)

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved