Kereta Api Tabrakan di Cicalengka

KA Baraya yang Tabrakan dengan KA Turangga Ditarik Lokomotif Livery Vintage Milik Daop 3 Cirebon

dalam kecelakaan tersebut, lokomotif itu menarik KA Commuter Line Bandung Raya atau KA Bandung Raya di wilayah Daerah Operasi (Daop) 2 Cirebon.

|
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Ravianto
eki yulianto/tribun jabar
Lokomotif Livery Vintage, seri CC 201 77 17, milik Depo Induk Cirebon saat diresmikan bulan November 2023 lalu sebagai lokomotif tertua di serinya 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Lokomotif milik Depo Induk Cirebon, Livery Vintage seri CC2017717 diketahui menjadi salah satu loko yang terlibat dalam kecelakaan di KM 181+700 jalur antara Stasiun Haurpugur-Stasiun Cicalengka, pada Jumat (5/1/2024) pagi.

Diketahui, dalam kecelakaan tersebut, lokomotif itu menarik KA Commuter Line Bandung Raya atau KA Bandung Raya di wilayah Daerah Operasi (Daop) 2 Cirebon.

Lantas, kenapa lokomotif milik Depo Induk Cirebon itu beroperasi dengan menarik KA yang beroperasi di daerah operasi lain?

Manager Humas PT KAI Daop 3 Cirebon, Rokhmad Makin Zainul pun memberikan keterangannya.

Menurutnya, meski lokomotif tertua yang memiliki corak era 1953-1991 itu milik Daop 3 Cirebon, tapi bisa dioperasikan di seluruh wilayah operasi PT KAI.

"Untuk peredaran Sarana lokomotif bisa dinas di seluruh wilayah Operasi PT. KAI (Bandung, Jakarta, semarang, surabaya dll) termasuk lokomotif CC201 7717 tersebut," ujar Zainul kepada Tribun, Senin (8/1/2024).

Kecelakaan kereta vs kereta itu disebut terjadi di Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (5/1/2024).
Kecelakaan kereta vs kereta itu disebut terjadi di Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (5/1/2024). (Istimewa)

Ia pun tak menampik, bahwa pasca insiden kecelakaan tersebut, lokomotif Livery Vintage itu menjadi perbincangan.

Pihaknya pun merasa seolah kehilangan dengan kondisi loko yang hancur tersebut.

Sekadar informasi, pada bulan November 2023 lalu, PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 3 Cirebon kembali menghadirkan livery lokomotif era tahun 1953-1991.

Livery lokomotif dihadirkan dengan mengubah lokomotif CC 201 77 17 milik Depo Induk Cirebon.

Perubahan lokomotif CC 201 dengan livery vintage sendiri dilakukan di Balai Yasa Yogyakarta.

Adapun, kehadiran livery lokomotif era tahun 1953-1991 itu atas kolaborasi dengan komunitas pecinta kereta api Indonesian Railway Preservation Society (IRPS).

Saat itu, Vice President KAI Daop 3 Cirebon, Dicky Eka Priandana menyampaikan, lokomotif dengan livery vintage ini merupakan bentuk adaptasi dan apresiasi KAI untuk semakin dekat dengan masyarakat.

Sekaligus wujud edukasi kepada masyarakat mengenai sejarah, dan identifikasi awal perkembangan teknologi kereta api di Indonesia.

"Melalui livery vintage ini, kami berharap bahwa masyarakat akan semakin mengenal perjalanan panjang perkeretaapian di Indonesia serta menumbuhkan rasa bangga terhadap transportasi andalan masyarakat Indonesia ini," ujar Dicky, belum lama ini.

Ia mengungkapkan, bahwa lokomotif CC 201 memiliki berat 84 ton dan daya mesin 1950 hp.

Lokomotif yang mampu melaju dengan kecepatan 120 km/jam ini, memiliki 2 bogie di mana masing-masing bogie memiliki 3 gandar penggerak dengan total 6 motor traksi.

Sehingga, lokomotif ini dapat dioperasikan pada lintas datar maupun pegunungan.

"Hadirnya lokomotif livery vintage di Cirebon ini adalah sebagai bukti dedikasi pada sejarah, karya, juga sumbangsih bagi masyarakat luas baik bagi KAI maupun IRPS."

"Transportasi kereta api sebagai salah satu moda yang sudah ada di Indonesia sejak 1864 harus terus kita jaga dan kembangkan."

"Mari bersama-sama membangun peradaban baru bagi masyarakat Indonesia dalam bertransportasi,” ucapnya.

Adapun, kehadiran lokomotif livery vintage di Cirebon menjadi yang keempat dari seluruh daerah operasi perkeretaapian.

Livery vintage juga sebelumnya diaplikasikan pada lokomotif CC 201 83 31 dan CC 201 83 34 milik Depo Induk Semarang Poncol dan CC 201 92 01 milik Depo Induk Jember.

Sementara, livery vintage sendiri dahulu digunakan KAI selama 38 tahun dari 1953-1991 dan pertama kali digunakan pada lokomotif diesel pertama di Indonesia yaitu CC 200.

Livery ini digunakan sejak KAI masih bernama Djawatan Kereta Api (DKA), Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) sampai dengan Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA).(*)

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved