Kereta Api Tabrakan di Cicalengka

Zahra Penumpang asal Cianjur Ceritakan Detik-detik Korban Tewas Tabrakan KA di Cicalengka

Ara mengatakan, sangat merasakan dan meliahat suasana tragis ketika melihat salah satu petugas PT KAI yang menjadi korban yang terjepit pintu gerbong.

Penulis: Fauzi Noviandi | Editor: Ravianto
dok Zahra Aulia
Kondisi sesaat setelah KA Turungga terlibat kecelakaan dengan Commuterline Bandung Raya di Kabupaten Bandung, Jumat (5/1/2024). 

TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Zahra Aulia (18) asal Kabupaten Cianjur melihat jelas kejadian mencekam kereta KA Turangga yang ditumpanginya terlibat kecelakaan dengan Commuterline Bandung Raya.

Diketahu Zahra Aulia asal Jalan Halteu Meleber, Kampung Bojong, Desa Bojong, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur itu juga menjadi salah satu saksi tewasnya masinis dan tiga petugas PT KAI.

Dalam kecelakaan kereta api yang terjadi di petak jalur Stasiun Haurpugur-Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat itu, dia terluka di bagian hidung.

"Saya bersama keluarga mulai menaiki KA Turangga dari Stasiun Jogyakarta, dan duduk di gerbong ketiga dengan tujuan stasiun Cicalengka," katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (7/1/2024).

Selama menempuh perjalan dari Jogjakarta menuju Cicalengka lanjut dia, selama beberapa jam dalam perjalanan tidak ada hal yang aneh atau kendala apapun.

"Sepanjang perjalanan, seluruh penumpang tampak menikmati suguhan pemandangan di luar jendela KA Turangga yang elok," ungkapnya.

Saat 20 menit mendekati stasiun Cicalengka lanjur, dirinya pun mulai berbegas dari kursi untuk menyiapkan sejumlah barang bawaannya,

"Saya mulai bergegas dan memberesin sejumlah barang bawaan, karena petugas KA Turangga juga mulai membenahi selimut yang dikenakan penumpang. Namun ketika langsung terdengar benturan keras dan membuat saya terpental," ucapnya.

Ara mengaku, dirinya terpental dan terbentur keras dan wajahnya mengenai kursi penumpang yang ada di depannya hingga membuat hidungnya mengalami luka.

"Kepanikan seluruh penumpang benar-benar sepanik-paniknya, ada juga yang terus mengumandangkan takbir. Belum lagi yang menjerit dan nangis. Suasana di dalam gerbong tiga ini kacau pasca tabrakan terjadi," jelasnya.

Zahra mengatakan, dirinya langsung mencoba mendekati rombongan keluarganya dan meminta untuk tidak panik sembari menyelamatkan barang bawaan yang sebagian sudah tercecer di lantai gerbong.

"Saya terluka di bagian wajah dan hidung berdarah, saya mencoba kembali mendekat keluarga. Beruntung seluruh keluarga yang ikut selamat, hanya luka ringan saja," ujarnya.

Ara mengatakan, sangat merasakan dan meliahat suasana tragis ketika melihat salah satu petugas PT KAI yang menjadi korban yang terjepit pintu gerbong.

"Iya salah satu petugas yang meninggal saya lihat langsung karena terjepit. Setelah itu penumpang langsung mengambil barang-barang dan langsung turun dengan meloncat," ceritanya.

Meski ia dan keluarganya mengalami luka-luka ringan, Ara tetap bersykur karena dapat selamat dan masih bisa berkumpul dengan keluarganya tercinta.

"Meskipun ada luka di hidung. Paman sama bibi dan juga anaknya Alhamdulilah selamat. Tapi saya masih truma akibat kecelakaan kemarin," katanya.(*)

Laporan Kontributor Tribunjabar Kabupaten Cianjur, Fauzi Noviandi.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved