"Mimpi Apa Saya Semalam" Januari Mahasiswa Penjual Risol di Garut Jadi Anak Angkat Bos Properti

Widi bahkan menjadikan Januari sebagai anak angkatnya. Januari rencananya akan ia mentori dalam menjalankan bisnis risolnya itu.

Penulis: Sidqi Al Ghifari | Editor: Hermawan Aksan
Tribun Jabar/Sidqi Al Ghifari
Widi Nugroho (kanan), pengusaha muda sekaligus bos properti di Garut, menjadikan Januari Yusuf Ibrahim (kiri) sebagai anak angkatnya. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Garut, Sidqi Al Ghifari

TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Kisah Januari Yusuf Ibrahim (22), seorang mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Garut yang berjualan risol di kampusnya, membuat seorang pengusaha muda di Garut terenyuh.

Pengusaha muda sekaligus bos properti asal Garut itu ialah Widi Nugroho.

Widi bahkan menjadikan Januari sebagai anak angkatnya. Januari rencananya akan ia mentori dalam menjalankan bisnis risolnya itu.

"Melihat Januari seperti melihat diri saya sendiri di masa lalu, berjuang keras untuk hidup. Bedanya saya dulu berjualan koran," ujarnya kepada Tribunjabar.id, Sabtu (9/12/2023).

Ia menuturkan, Januari nantinya akan diberi modal lalu dibimbing sampai usaha risol yang telah dijalaninya itu mampu berkembang.

Widi juga telah menghubungi rektor Universitas Garut untuk menyelesaikan biaya dan tunggakan kuliah Januari hingga lulus nanti.

"Sudah saya komunikasikan dengan pihak kampus, seluruh biaya kuliah sampai Januari lulus jadi tanggung jawab saya," ungkapnya.

Januari sendiri mengaku bahagia bisa mendapat kepercayaan dari bos muda asal Garut itu.

Ia menyebut tidak akan menyia-nyiakan kepercayaan itu.

"Mimpi apa, ya, saya semalam. Coba cubit tangan saya, ini mimpi bukan ya?" ujar Januari kepada Tribunjabar.id.

Atas kepercayaan yang diberikan bos properti itu, Januari menyebut akan bekerja sekeras mungkin untuk mencapai apa yang dicita-citakannya, yaitu menjadi pengusaha sukses di masa depan.

Ia juga akan memberitahukan kabar gembira itu kepada kedua orang tuanya di rumah.

"Saya bangga bisa kenal dan bisa punya nomor Pak Widi. Saya akan menjadikan diri saya sebagai muridnya. Saya akan berguru kepadanya," ungkap Januari.

Sebelumnya, kisah kesederhanaan dan perjuangan Januari mengemuka ke publik karena kegigihannya berkuliah sembari berjualan risol.

Ia tak malu keliling kampus untuk jajakan dagangannya itu.

Januari adalah contoh keteguhan di tengah badai kehidupan perkuliahan yang kadang tak mudah dijalani oleh sebagian orang.

Januari juga kerap disapa Aris atau Aa Risol.

Ia sudah berdamai dengan sebutan orang-orang yang memanggilnya dengan sapaan Aa Risol.

Awalnya, memang ia tidak berkenan dipanggil sebutan tadi, tapi menurutnya, jika segala sesuatu dimasukkan ke dalam hati, maka ia tidak akan pernah bisa maju.

"Saya sejak SMA sudah berjualan seperti ini. Ini yang bisa orang tua saya berikan untuk anak-anaknya bisa sekolah hingga kuliah seperti saya," ungkapnya.

"Suka-duka memang selalu ada, apalagi di saat SMA, tidak sedikit yang bully saya," lanjut Januari.

Ia menuturkan, risol yang dijualnya itu dibuat oleh kedua orang tuanya, kemudian dijajakan olehnya sembari berkuliah.

Tidak hanya dirinya, adiknya yang masih duduk di bangku SMA pun mempunyai tugas yang sama, menjajakan dagangan sambil menempuh pendidikan.

"Tidak, saya tidak minder, ini halal dan dibuat dengan penuh cinta oleh kedua orang tua saya."

"Alhamdulillah sehari selalu habis," ungkapnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved