Dokter Spesialis Anak dan Ahli Nutrisi Ingatkan Pentingnya MPASI Bagi Bayi untuk Hindari ADB
ADB pada bayi tak terjadi secara tiba-tiba, namun didahului dua tahapan sebelumnya, yakni deplesi besi dan defisiensi besi
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Dokter Spesialis Anak dan ahli nutrisi, Lanny Christine Gultom membahas terkait anemia defisiensi besi (ADB) merupakan rendahnya kadar hemoglobin akibat kekurangan zat besi di dalam tubuh.
Terlebih, ADB pada bayi tak terjadi secara tiba-tiba, namun didahului dua tahapan sebelumnya, yakni deplesi besi (berkurangnya cadangan zat besi, namun kadar hemoglobin masih normal) dan defisiensi besi di mana kadar hemoglobin sudah menurun.
"Bayi yang mengalami deplesi besi dan tidak ditangani dengan baik akan mengalami defisiensi besi. Jika kondisi defisiensi besi tidak juga ditangani segera, maka bayi akan mengalami ADB," ujarnya, Jumat (8/12/2023).
Baca juga: Viral Unggahan Soal Laron Bisa Dijadikan Peyek, Memang Boleh? Ahli Gizi Beri Penjelasan
Defisiensi besi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti suplai zat besi yang rendah (prematuritas, pemberian MPASI yang terlambat, diet vegetarian, gangguan menelan), kedua peningkatan kebutuhan besi (usia bayi, berat badan lahir rendah, pertumbuhan cepat pada masa pubertas (pubertal growth spurt)), dan penurunan penyerapan besi di saluran cerna (penyakit inflammatory bowel diseases, infeksi helicobacter pylori), serta perdarahan (menstruasi yang sering dan berlebih, alergi susu sapi).
"Zat besi juga merupakan salah satu zat gizi penting untuk perkembangan janin, bayi, dan anak, terutama pada perkembangan otak. Defisiensi zat besi mengakibatkan gangguan perkembangan psikomotor dan fungsi kognitif, khususnya fokus dan daya ingat," ucapnya.
Pada saat di dalam kandungan, bayi mendapatkan asupan zat besi dari ibunya yang dapat memenuhi kebutuhan zat besi bayi 4–6 bulan pertama setelah kelahirannya.
Bayi yang lahir cukup bulan dan mendapat ASI eksklusif tidak memerlukan suplementasi zat besi.
"Ketika bayi mencapai usia 4 – 6 bulan, cadangan zat besi mulai habis sedangkan kebutuhan zat besi semakin meningkat sehingga menyebabkan bayi lebih rentan untuk mengalami defisiensi besi. Kebutuhan zat besi pada bayi berusia 6 – 11 bulan, yaitu 11 mg/hari di mana 97 persen dari kebutuhan ini harus dipenuhi dari MPASI," ucap Lanny.
Dia pun mengimbau para ibu dapat memberikan MPASI rumahan maupun MPASI fortifikasi komersial. Adapun kelebihan MPASI rumahan adalah rasa yang beranekaragam dan biaya yang murah.
Namun, MPASI rumahan memiliki resiko lebih tinggi kontaminasi mikroba selama penyiapan, penyimpanan, dan proses pemberian makan, serta kejadian tersedak jika tekstur makan yang diberikan tidak sesuai usia apabila dibandingkan MPASI fortifikasi kemasan.
Baca juga: Momen Menggemaskan Ameena saat Tersenyum Disuapi MPASI, Aurel Hermansyah: Pinter Sekarang Makannya
"BPOM mengawasi dengan ketat produk MPASI komersial termasuk MPASI fortifikasi. Kandungan nutrisi dalam MPASI fortifikasi tak hanya harus mengikuti peraturan BPOM RI namun juga harus sesuai dengan Codex Alimentarius yang diinisiasi oleh FAO/WHO (Food and Agriculture Organization of the United Nations/World Health Organization), serta diperkaya dengan zat gizi tertentu (besi, yodium, seng, vitamin D)," katanya.
Sementara itu, hambatan yang sering ditemui dalam penggunaan MPASI rumah tangga adalah kesulitan untuk menentukan kandungan nutrisi secara akurat dan daya terima anak yang mempengaruhi jumlah konsumsi karena ukuran lambung anak yang kecil.
"Orangtua dapat menggunakan MPASI rumahan dan MPASI fortifikasi untuk mencegah ADB pada bayi. MPASI fortifikasi kemasan dapat menjadi alternatif untuk digunakan secara tunggal atau kombinasi dengan MPASI rumahan agar memastikan asupan zat gizi makro dan mikro yang kuat pada bayi," katanya.(*)
Wakil Wali Kota Bandung: Penurunan Kematian Ibu dan Bayi Butuh Kerja Sama Semua Pihak |
![]() |
---|
Jasad Bayi Dibuang ke Sungai di Cirebon, Terungkap setelah Ojol Curiga Penumpang Buang Sampah |
![]() |
---|
Wanita Pembawa Jasad Bayi di Sumedang Ternyata Sudah 8 Bulan Minggat dari Rumah, Polisi Ungkap Fakta |
![]() |
---|
Polisi Belum Bisa Periksa Perempuan yang Melahirkan di WC Masjid di Sumedang, Masih Dirawat |
![]() |
---|
Polisi Dalami Temuan Jasad Bayi di WC Masjid Sumedang, Sang Ibu Asal Tasikmalaya Diperiksa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.