Kisah Korban Selamat Erupsi Gunung Marapi, Seorang Korban Sempat Telepon, Mengaku Tak Kuat
Upaya evakuasi terus dilakukan Tim SAR gabungan pada puluhan pendaki yang terjebak di jalur pendakian saat Gunung Marapi di Sumatera Barat meletus.
TRIBUNJABAR.ID, AGAM - Upaya evakuasi terus dilakukan Tim SAR gabungan pada puluhan pendaki yang terjebak di jalur pendakian saat Gunung Marapi di Sumatera Barat meletus, Minggu (3/12).
Hingga Senin (4/12), 55 pendaki sudah berhasil dievakuasi. Sebanyak 52 di antaranya dievakuasi dalam keadaan selamat. Namun, tiga lainnya dievakuasi dalam keadaan meninggal.
Kepala Kantor SAR Kota Padang, Abdul Malik, mengatakan Tim SAR masih berupaya mengevakuasi 20 pendaki lainnya yang diyakini masih berada di Gunung Marapi.
Dari 20 orang itu, delapan di antaranya dipastikan sudah meninggal, sementara 12 lainnya belum diketahui nasibnya.
Baca juga: Videonya Terjebak Erupsi Gunung Marapi Viral, Begini Kondisi Terkini Zhafirah, Berhasil Selamat
"Sisa masih ada 12 orang pendaki lagi yang masih dalam pencarian," ujarnya.
Gunung Marapi yang berada di wilayah administrasi Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat, meletus tepat pada pukul 14.54 WIB.
Muntahan kolom abu berisi material vulkanik terlontar hingga 3.000 meter jauhnya dari puncak kawah. Memicu hujan batu, kerikil, dan abu selama hampir setengah jam di wilayah Kabupaten Agam dan sekitarnya.
Muhammad Afif (19) dan Zhafirah Zahrim Febrina (19), dua dari 52 pendaki yang berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat, mengisahkan kengeriannya saat gunung itu setinggi 2.891 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut meletus, Minggu sore.

Afif menceritakan, ia dan dua temannya, Lingga Duta Andrefa (19) dan Muhammad Faith Ewaldo (19), mendaki Marapi, Minggu siang sekitar pukul 11.00 WIB. Menurutnya, kondisi saat itu masih aman dan cuaca cerah.
Namun, empat jam kemudian, situasi berubah mencekam. Rombongan Afif yang waktu itu sudah sampai di dekat pintu angin Gunung Marapi, tiba-tiba dikejutkan dengan suara gemuruh yang kuat. Tanah yang ia pijak pun bergetar.
"Tak lama setelah itu ada hujan batu," ujarnya, Senin (4/12).
Kepanikan langsung melanda Afif dan dua temannya. Mereka lantas berlari ke arah "jalan tikus" yang banyak pepohonan. Berlindung dari hujan batu.
Hujan batu itu, ujarnya berlangsung sekitar 10 menit.
"Alhamdulillah, kami bertiga tidak yang ada kena batu," ucap pemuda asal Kabupaten Kampar, Riau, ini.
Masih dalam keadaan panik, mereka pun berupaya turun secepat-cepatnya, hingga akhirnya berhasil mencapai posko dan langsung dievakuasi.
Merawat Alam Melalui Helaran "Asih Ka Bumi", Abah Undang Berharap Perhatian dari Pemerintah Daerah |
![]() |
---|
Nasib Dimas Roni Saputra Kakak Kandung Pratama Arhan yang Main di Semen Padang, Kalah Saing? |
![]() |
---|
Pemugaran Situs Gunung Padang Ditunda gara-gara Demo Rusuh, Seharusnya Dimulai Pekan Ini |
![]() |
---|
Khawatir Demo Susulan, SMAN 1 Cianjur Ubah Belajar Mengajar Jadi Daring selama Dua Hari |
![]() |
---|
Penelitian Megasitus Gunung Padang Libatkan Ahli dan Alat Canggih, Apa Saja Temuannya? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.