Banjir Dikhawatirkan Terjang Cimanggung-Jatinangor, Anggota Dewan Sebut Belum Ada Penanganan Serius

Laporan Kontributor TribunJabar.id, Sumedang, Kiki Andriana  

TRIBUNJAABR.ID, SUMEDANG - Ketua Komisi I DPRD Sumedang dari Fraksi Golkar, Asep Kurnia, khawatir bencana banjir akan kembali menerjang Cimanggung dan Jatinangor saat puncak musim penghujan. 

Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Sumedang belum terlihat melakukan upaya serius penanganan banjir di sana. Utamanya, pengerukan sedimentasi di Sungai Cimande dan Sungai Cikeruh. 

Sedimentasi membuat sungai dangkal.

Maka ketika volum air tinggi, air melimpas ke bahu sungai dan menerjang permukiman penduduk yang lokasinya lebih rendah dari muka luapan air sungai itu.

Baca juga: Hujan Deras Landa Subang, Sebagian Wilayah Mulai Terendam Banjir, di Desa Batangsari Setinggi Betis

"Belum ada aktivitas serius penanganan banjir, saya mengkhawatirkan. Mumpung hujannya belum besar, pemerintah harusnya ada langkah-langkah serius," kata Asep Kurnia kepada TribunJabar.id, Senin (4/12/2023). 

Langkah-langkah itu untuk memstikan tidak ada lagi banjir di Jatinangor dan Cimanggung. 

"Selain banjir, juga bekas banjir bandang Sawahdadap. Itu juga belum ada penanganan lebih lanjut," katanya. 

Sungai Cisurupan di Desa Sawahdadap, Cimanggung, pernah meluap dan berujung anjir bandang akibat longsor di Gunung Geulis menutup aliran sungai. Ketika air tak terbendung lagi, sungai mengamuk. Dua orang menjadi korban pada persitiwa Desember 2022 itu. 

Baca juga: PVMBG Sebut Pergerakan Tanah di Cireunghas Masuk Zona Rentan Menengah-Tinggi, Warga Diminta Waspada

"Pemkab Sumedang telah analisis tuh, analisis itu dikerjakan atau tidak. Kalau tidak dikerjakan, akan terjadi (banjir) lagi," kata Asep. (*)