Tempat Kuliner di Cirebon

Rujak Gamel Bikin Ketagihan, Sensasi Pedas dan Kelezatan Kuliner yang Kini Digandrungi di Cirebon

Cirebon dikenal dengan berbagai aneka kulinernya. Beberapa di antaranya bahkan tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh pemerintah pusat

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Darajat Arianto
TRIBUNCIREBON.COM/EKI YULIANTO
Rujak Gamel buatan Kuwati (56), di Desa Sarabau, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Rabu (28/11/2023). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Wilayah Cirebon dikenal dengan berbagai aneka kulinernya.

Beberapa di antaranya bahkan tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh pemerintah pusat maupun provinsi, seperti empal gentong dan nasi jamblang.

Namun ternyata, selain dua kuliner di atas, ada salah satu kuliner yang kini sedang digandrungi berbagai macam kalangan usia, yaitu Rujak Gamel Cirebon.

Gamel sendiri diambil dari nama Desa Gamel yang berada di Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon.

Pada Rabu (29/11/2023), Tribun pun mendatangi salah satu penjual Rujak Gamel di Desa Sarabau, masih di kecamatan yang sama.

Lokasi tepatnya, berada di komplek pemakaman Ki Buyut Asup, salah satu penyebar agama Islam di Cirebon.

Baca juga: Resep Rujak Bebek ala Pedagang di Pantai Palabuhanratu Sukabumi, Pedasnya Bikin Segar dan Mata Melek

Saat tiba, sang penjual sekaligus pemilik bernama Kuwati (56) sedang sibuk melayani pembeli.

Memang, dari enam meja yang disiapkan dengan cara lesehan, seluruhnya penuh diduduki pelanggan.

Belum lagi, ada pembeli yang antre untuk dibawa ke rumah.

Kebanyakan dari mereka memang pasangan muda-mudi dan sejawatnya.

Hal ini menandakan Rujak Gamel memang sedang digandrungi.

Dari komposisinya, Rujak Gamel tak jauh berbeda dengan rujak pada umumnya.

Isinya rebusan kangkung, kulit minja, toge, mie, kol, mentimun tahu dan gorengan, bahkan ada telur pindang.

Bedanya, Rujak Gamel dilengkapi dengan 'kerupuk teles' atau kerupuk basah.

Kerupuknya direbus, tak digoreng. Teksturnya kenyal.

Sensasi pedas rujak gamel dihasilkan dari sambal terasi.

Apalagi, terasi yang digunakan untuk Rujak Gamel adalah terasi khas Cirebon.

Kuwati mengaku, sejak tahun 1984 berjualan rujak gamel.

Baca juga: Usaha Praktis, Penjual Rujak Jambu Kristal di Sukabumi Raup Cuan Ratusan Ribu Sehari

Dari dulu juga, lokasinya berjualannya tak berpindah tempat, masih di area pemakaman Ki Buyut Asup.

Namun berbeda saat awal mula jualan yang masih sepi, tiga tahun terakhir dagangannya makin banyak diburu pembeli.

"Dari 2019 mulai banyak yang beli, bahkan paling jauh dari Kalimantan ada," ujar Wati, sapaan akrabnya saat berbincang dengan Tribun, Rabu (29/11/2023).

Karena banyaknya pembeli, ia pun harus dibantu oleh 15 karyawan yang kebanyakan dari keluarganya.

Sementara, Rujak Gamel milik Wati buka setiap harinya terkecuali hari Senin.

Buka dari pukul 09.00-19.00 WIB.

Rujak Gamel milik Kuwati
Suasana di lapak dagangan Rujak Gamel milik Kuwati (56), di Desa Sarabau, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Rabu (28/11/2023).

"Kalau dulu dari jam 7 pagi, sampai jam 11 malam, sekarang mah gak sanggup capai," ucapnya.

Ia bersyukur, rujak gamelnya mulai dikenal masyarakat luas.

"Kalau omzet gak tahu, tapi Alhamdulillah disyukuri saja," ucapnya.

Salah satu pembeli, Nia (30) menyebut, kini Rujak Gamel selalu menjadi daftar kuliner yang setiap minggunya dicari.

Rasanya yang pedas, membuat lidah bergoyang hingga selalu nagih.

Baca juga: Empal Gentong dan Nasi Jamblang Jadi Jejak Kearifan Budaya Kota Cirebon, Jadi Daya Tarik Wisata

"Mantap, suka beli di sini, selalu nagih," jelas perempuan asal Bandung itu. (*)

Silakan baca berita Tribunjabar.id lainnya di GoogleNews

 

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved