Massa Geruduk Rumah Benjamin Netanyahu, Tuntut PM Israel Enam Periode Itu Harus Mundur

Ratusan orang menerobos penghalang polisi di sekitar kediaman Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di Yerusalem, Sabtu (4/11/2023).

|
Editor: Giri
AFP
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. 

Hal itu disampaikan Antony Blinken dalam konferensi pers di Amman dengan rekan-rekannya dari Yordania dan Mesir, Sabtu.

Namun, para menteri Yordania dan Mesir menegur sikap tersebut, dan malah menegaskan perlunya gencatan senjata segera yang sejalan dengan seruan para pemimpin Arab lainnya.

Sayap bersenjata Hamas mengatakan, lebih dari 60 tawanan hilang karena serangan udara Israel di Gaza. Juru bicara Brigade Qassam, Abu Obeida, juga mengatakan di akun Telegram Hamas bahwa 23 jenazah tawanan Israel terjebak di bawah reruntuhan.

“Sepertinya kami tidak akan pernah bisa menjangkau mereka karena agresi brutal pendudukan yang terus berlanjut terhadap Gaza,” katanya. 

Baca juga: Suara Menlu Retno Marsudi Bergetar Saat Baca Puisi untuk Paletina, Puan Pilih Berorasi

Nuklir Gaza

Seorang menteri dari partai ekstremis Otzma Yehudit mengatakan salah satu pilihan Israel saat perang adalah menjatuhkan bom nuklir di Jalur Gaza. Menteri Warisan Budaya, Amichai Eliyahu mengatakan dijatuhkannya bom nuklir di jalur Gaza merupakan kemungkinan terbesarnya.

Eliyahu juga menyuarakan keberatannya atas izin masuk bantuan kemanusiaan apa pun ke Gaza. Menurutnya semua yang berada di Jalur Gaza adalah bagian dari Nazi.

“Kami tidak akan menyerahkan bantuan kemanusiaan kepada Nazi," ujarnya.

Dia  mendukung perebutan kembali wilayah Jalur Gaza dan memulihkan permukiman di sana. Eliyahu mengatakan, seharusnya warga Palestina bisa pergi ke Irlandia atau ke gurun pasir.

"Monster di Gaza harus menemukan solusinya sendiri,” kata Eliyahu.

Dia mengatakan bahwa siapa pun yang mengibarkan bendera Palestina atau Hamas tidak boleh terus hidup di muka bumi ini.

Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu justru tidak setuju atas saran dari Eliyahu tersebut.

Akibat pernyataannya Eliyahu akhirnya diskors dari pertemuan pemerintah Israel sampai pemberitahuan lebih lanjut. Bahkan, pemimpin oposisi, Yair Lapid, menyerukan pemecatan terhadap menteri Eliyahu tersebut.

“Kehadiran kaum radikal di pemerintahan membahayakan kita dan tujuan perang – mengalahkan Hamas dan mengembalikan semua sandera. Netanyahu harus memecatnya pagi ini," ujarnya.

Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, pemimpin partai Otzma Yehudit milik Eliyahu, mengatakan dia berbicara kepada menteri yang kemudian mengklarifikasi bahwa dia berbicara secara metaforis.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant juga menanggapi dengan menyebut pernyataan Eliyahu tidak berdasar dan menambah penderitaan di Palestina. (tribunnetwork/nuryanti/m zulfikar)

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved