Daftar Nama Perempuan Indramayu yang Nyaris Punah, Banyak Akhiran Huruf M Agar Jadi Istri yang Irit

Secara garis besar, nama masyarakat perempuan etnik Indramayu ini biasanya memiliki nama dengan akhiran huruf 'm'.

Penulis: Handhika Rahman | Editor: Darajat Arianto
Tribun Cirebon/ Handhika Rahman
Ilustrasi. Pamong Budaya Ahli Muda Koordinator Cagar Budaya dan Museum Disdikbud Indramayu, Suparto Agustinus mengatakan, dalam kepercayaan masyarakat Indramayu, kalau nama akhirannya 'm' maka dipercaya akan menjadi ibu atau istri yang irit dan tidak boros. 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Banyak nama perempuan Indramayu klasik yang nyaris punah.

Nama-nama tersebut menjadi tren pada era tahun 1950-an ke bawah.

Secara garis besar, nama masyarakat perempuan etnik Indramayu ini biasanya memiliki nama dengan akhiran huruf 'm'.

Namanya pun singkat, hanya satu kata saja.

Hal ini mengacu pada kecenderungan keluarga-keluarga petani Indramayu yang memberi nama singkat untuk anaknya.

Akhiran 'm' sendiri, rupanya bukan tanpa maksud.

Pamong Budaya Ahli Muda Koordinator Cagar Budaya dan Museum Disdikbud Indramayu, Suparto Agustinus mengatakan, dalam kepercayaan masyarakat Indramayu, kalau nama akhirannya 'm' maka dipercaya akan menjadi ibu atau istri yang irit dan tidak boros.

Baca juga: UNIK, Dulu Banyak Orang Indramayu Diberi Nama Sama dengan Nama Ikan, Ternyata Ini Alasannya

"Ini karena kalau akhiran 'm' itu dibacanya sambil mingkem. Jadi gak comel, gak boros," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Kamis (2/11/2023).

Tinus mencontohkan, seperti Atem, Cartem, Caritem, Caskem, Casingkem, Dartem, Dasem, Dustem, Darwiyem, Darwijem.

Ada pula nama Ingkem, Idem, Karjem, Mastem, Maryem, Narkem, Narsem, Rastem, Rastiyem, Saryem, Sarkem, Sarlem, Saritem, Saridem, Sukiyem, dan masih banyak lagi.

Tinus mengatakan, menurut kepercayaan masyarakat Indramayu, nama itu adalah doa.

Karena Rasulullah SAW juga menganjurkan orang tua memberikan nama yang baik untuk anak-anaknya.

"Jadi mereka mendoakan anak ini supaya tidak jadi orang yang boros, banyak bicara," ujar dia.

Tinus mengatakan, nama-nama itu kini sudah jarang ditemui kecuali di era 1950-an ke bawah.

Namun, di daerah agraris, masyarakat petani masih ada yang memakai nama ini hingga tahun 1980-an.

Baca juga: Di Indramayu Harga Cabai Rawit Merah Makin Pedas, Naik Hampir Seratus Persen, Pedagang Mengeluh

Oleh karenanya tidak asing, jika banyak orang tua di zaman sekarang yang masih hidup memiliki nama unik tersebut.

Sementara untuk zaman sekarang ini, nama akhiran 'm' ini sudah sangat jarang ditemui.

"Tujuannya karena nama adalah doa, tapi kembali lagi kepada kepercayaan masyarakat masing-masing," ujar dia.(*)

 

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved