Pelajar SMA di Surabaya Jadi Muncikari Prostitusi Online, Tawarkan 2 Pelajar Lain, Buat Grup FB

Pelajar SMA berinisial IP (17) tersebut menjadi muncikari untuk dua teman perempuannya yang juga masih remaja.

(KOMPAS.com/Achmad Faizal)
Ilustrasi prostitusi online 

TRIBUNJABAR.ID, SURABAYA - Prostitusi yang melibatkan remaja di bawah umur di Purwakarta diungkap polisi.

Rupanya, muncikari prostitusi online tersebut adalah seorang pelajar SMA.

Pelajar SMA berinisial IP (17) tersebut menjadi muncikari untuk dua teman perempuannya yang juga masih remaja.

IP tega menjajakan dua temannya secara online.

Baca juga: Prostitusi Online di Banyumas Dibongkar Polisi, Tawarkan Ibu Hamil, Sesama Jenis, hingga Bocah SMP

Muncikari cilik ini pun membuat grup Facebook bernama Tempat Hiburan Malam Sidoarjo Ready 17 Tahun.

Pria kemudian diarahkan menghubungi ke Telegram.

IP ditangkap Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak di sebuah hotel kawasan Gubeng.

Kanit PPA Satreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak, IPDA Yoga Prihandono mengatakan, penangkapan IP bermula ketika Siber Polres Pelabuhan Tanjung Perak melakukan operasi di media sosial.

Ketika itu menemukan grup yang dibuat IP. Polisi kemudian melakukan penyelidikan.

"Kecurigaan yang ditemukan lantas dikembangkan, dan pihak unit PPA mengenal seorang pemuda berinisial IP (17) warga Wonokromo, Surabaya dan masih berstatus SLTA Negri Surabaya," kata IPDA Yoga.

Ketika penyidikan ternyata IP memasarkan dua gadis untuk dipekerjakan sebagai wanita peneman minum (LC) dan juga peneman tidur pria. Dua korban inisial CH (16) warga Sidoarjo dan HM (16) warga Surabaya. Dua-duanya masih pelajar.

Keduanya dijual oleh IP dengan harga bervariasi. Mulai dari harga Rp550 ribu hingga Rp1 juta .

IP mengaku sudah menjual dua korban sebanyak masing masing dua kali.

“Pengakuan IP masih dua kali menawarkan korban, dan ternyata korban hanya di berikan uang 20 persen dari uang yang dibayar oleh pelanggan atau sekitar Rp150 ribu hingga Rp200 ribu,” tambahnya.

IPDA Yoga Prihandono membeberkan belakangan media sosial Telegram kerap dijadikan mucikari sebagai tempat menjajakan perempuan.

Halaman
12
Sumber: TribunJatim.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved