17 Kuli Bangunan Asal Bandung Barat Terlantar di Kalimantan, Dedi Mulyadi Pun Bertindak

Sebanyak 17 warga asal Desa Sirnajaya, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang bekerja

Editor: Ichsan
dok.pribadi
17 Kuli Bangunan Asal Bandung Barat Terlantar di Kalimantan, Dedi Mulyadi Pun Bertindak 

TRIBUNJABAR.ID - Sebanyak 17 warga asal Desa Sirnajaya, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang bekerja sebagai kuli bangunan di salah satu rumah sakit pemerintah di Tenggarong, Kalimantan Timur terlantar tak bisa pulang karena tak digaji.

Kang Dedi Mulyadi (KDM) berhasil menghubungi salah seorang pekerja bernama Dodi. Dari sambungan telepon Dodi menceritakan mulanya ia diajak oleh salah seorang temannya untuk bekerja sebagai kuli bangunan di Tenggarong.

Di saat itu juga Dodi diminta mengumpulkan KTP bersama dengan warga lain yang akan ikut kerja. Belum sempat membahas pekerjaan, 17 tiket pesawat telah siap untuk mereka. Akhirnya mereka pun terpaksa berangkat.

“Katanya nanti sampai sana baru diberi uang kasbon untuk keluarga di rumah. Tapi ternyata ditunggu sampai tiga hari tidak ada. Akhirnya terpaksa saja lanjut kerja karena sudah jauh-jauh ke Kalimantan,” ucapnya.

Baca juga: Kang Dedi Mulyadi Panggul 25 Kg Beras untuk Warga Kaki Gunung Sunda, Gelar Ruwat Jagat Mapag Hujan

Hingga hampir satu bulan mereka tak kunjung menerima upah yang dijanjikan yakni Rp 130-150 ribu per hari. Sementara utang di warung bekas mereka makan sehari-hari telah menggunung.

Saat ditanyakan ternyata pihak perusahaan telah memberikan upah mereka kepada mandor bernama Karso yang merupakan warga Pati, Jawa Tengah. Rupanya mandor tersebut telah kabur.

“Rombongan dari KBB itu ada 17 orang, tapi banyak juga pekerja yang lain sama belum digaji. BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan juga tidak ada,” katanya.

Mereka pun berinisiatif membuat video yang salah satunya ditujukan untuk Kang Dedi Mulyadi. Video itupun viral dan membuat perusahaan mau membantu meski sebenarnya gaji telah dibawa kabur oleh mandor.

“Setelah viral kantor itu melunasi utang warung dan ada sisa Rp 10 juta untuk ongkos. Empat orang ada yang naik pesawat karena dibantu sama keluarganya di KBB, kita sisa 13 naik kapal laut. Ada sisa (upah) yang belum dibayarkan sekitar Rp 12 jutaan,” ucapnya.

Meski begitu mereka yang pulang naik kapal laut kebingungan karena sudah kehabisan ongkos untuk pulang dari pelabuhan Surabaya ke KBB. Mereka masih menunggu bantuan agar bisa pulang ke rumah.

Sementara itu Dedi Mulyadi menyebut banyak kasus seperti ini menimpa para kuli bangunan. Mulai dari tidak ada jaminan kesehatan dan keselamatan hingga gaji atau upah dibawa kabur oleh mandor.

Ia meminta pihak perusahaan mengevaluasi sistem rekrutmen pekerja. Terlebih seharusnya tidak boleh pekerjaan pemerintah di-subkontraktor-kan seperti ini.

“Padahal sepengetahuan saya setiap proyek pemerintah seluruh pegawainya itu harus mendapat jaminan perlindungan keselamatan dan kesehatan. Berarti ini proyek pekerjaannya di-subkontraktor-kan lagi, dampaknya seperti ini,” ujar Dedi Mulyadi.

Baca juga: Bawa Pasukan Bendera Putih, Dedi Mulyadi Serbu Warga Kaki Gunung Sunda 

Kang Dedi Mulyadi pun meminta mereka yang masih berada di kapal laut untuk mengirimkan KTP untuk dibelikan tiket kereta pulang ke Bandung. Bahkan jika perbekalan sudah habis Dedi Mulyadi akan memberikan bantuan uang saku hingga bisa bertemu keluarga di rumah.

“Saya minta segera kewajiban mereka dilunasi. Tidak boleh lagi terulang orang jauh kerja ke Kalimantan tidak dilengkapi perlindungan apapun, mohon untuk dikoreksi. Segera benahi manajemennya jangan sampai terjadi masalah di kemudian hari,” kata Dedi Mulyadi.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved