Sosok Dato Sri Tahir, Konglomerat Indonesia Sumbang Rp7,7 M untuk Palestina, Dulu Anak Pembuat Becak

Dato Sri Tahir dikabarkan menyumbangkan donasi sebesar Rp7,7 miliar untuk Palestina.

Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Rheina Sukmawati
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
CEO Mayapada Group, Dato Sri Tahir memberikan keterangan pers di kawasan Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (15/10/2018). Dato Sri Tahir baru saja menukarkan uang dollarnya menjadi rupiah dengan nilai lebih dari Rp 2 triliun. 

TRIBUNJABAR.ID - Dato Sri Tahir dikabarkan menyumbangkan donasi sebesar Rp7,7 miliar untuk Palestina.

Kabar tersebut tertera dalam undangan agenda penyerahan donasi kemanusiaan yang diterima Tribunjabar.id.

Dalam undangan tersebut, donasi tersebut akan dikhususkan bagi beberapa rumah sakit dan korban anak-anak di Jalur Gaza, Palestina.

Donasi tersebut akan diserahkan melalui Kedutaan palestina untuk Indonesia pada Kamis (26/10/2023).

Lantas seperti apa sosok Dato Sri Tahir?

Sosok Dato Sri Tahir

Tahir merupakan konglomerat Indonesia yang lahir di Surabaya, 26 maret 1952.

Meskipun saat ini dirinya masuk jajaran orang terkaya di Indonesia, Tahir sejatinya lahir dari keluarga sederhana.

Ibu Dato Sri Tahir merupakan tukang cat becak, sementara ayahnya penjual onderdil becak.

Konglomerat Dato Sri Tahir, mengungkapkan alasannya menukarkan uang pribadinya dalam dolar ke Rupiah senilai Rp 2 triliun melalui Bank Indonesia. Hari ini, Dato bertemu Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo untuk melaporkannya secara langsung
Konglomerat Dato Sri Tahir, mengungkapkan alasannya menukarkan uang pribadinya dalam dolar ke Rupiah senilai Rp 2 triliun melalui Bank Indonesia. Hari ini, Dato bertemu Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo untuk melaporkannya secara langsung (Syahrizal/Tribunnews.com)

Baca juga: Gelorakan Safe Running, Mayapada Sediakan Pelayanan Kesehatan Maksimal untuk Pelari

Tahir mendapatkan pembelajaran tentang kejujuran, kerja keras, dan berbagi tanpa pamrih dari kedua orang tuanya sejak kecil.

Ia merupakan lulusan Sarjana Bisnis di Nanyang Unviersity, Singapura pada 1976.

Keberhasilannya berkuliah di universitas tersebut tak lepas dari beasiswa yang ia peroleh.

Sebelumnya, Dato Sri Tahir pernah bermimpi menjadi dokter dan berkeinginan mewujudkannya.

Ia pun masuk Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya.

Tetapi, impian Tahir kandas karena ia tidak memiliki biaya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved