UPI Hadirkan Program Praktisi Mengajar, 287 Dosen Siap Kolaborasi Agar Mahasiswa Paham Dunia Kerja

UPI menghadirkan program praktisi mengajar yang mendorong kesempatan kolaborasi strategis bersama praktisi dunia kerja baik dalam maupun luar negeri

Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Darajat Arianto
Tribun Jabar
Foto ilustrasi. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menghadirkan program praktisi mengajar yang mendorong kesempatan kolaborasi strategis bersama praktisi dunia kerja baik dalam maupun luar negeri. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menghadirkan program praktisi mengajar yang mendorong kesempatan kolaborasi strategis bersama praktisi dunia kerja baik dalam maupun luar negeri.

Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan UPI, Prof Didi Sukyadi menjelaskan bahwa program itu dalam proses perancangan dan pelaksanaan pembelajaran bertujuan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi mahasiswa sesuai kebutuhan dunia kerja.

"UPI miliki kesempatan penerapan tridarma perguruan tinggi saat berkolaborasi antara kemitraan dengan praktisi dunia kerja dalam meningkatkan kualitas lulusan, serta meningkatkan citra kampus para pemangku kepentingan," katanya di Kampus UPI, Rabu (25/10/2023).

Program praktisi mengajar angkatan ketiga periode 2023/2024 ini, dia menyebut ada sebanyak 287 praktisi berkolaborasi dengan dosen di UPI, terhitung September 2023 sampai Februari 2024 dengan jumlah mata kuliah sebanyak 241 yang telah diusulkan.

Koordinator Program Praktisi Mengajar UPI, Prof H. Amir Machmud menambahkan jika tujuan dari program tersebut, salah satunya para praktisi tak hanya mengajarkan teori, melainkan para praktisi harus dapat mengajarkan dan mendorong mahasiswa untuk dapat mengenal dunia kerja yang sebenarnya, agar mahasiswa tak terkejut ketika menghadapi atau terjun langsung ke dunia kerja.

“Para praktisi harus bisa memotivasi dan memberikan pengalaman bagi mahasiswa supaya lebih percaya diri untuk mengasah kemampuannya, sehingga ketika di dunia kerja nanti mahasiswa mudah bersosialisasi dengan lingkungan yang baru," ujarnya.

Prof H. Amir Machmud berharap jumlah matakuliah yang akan didanai lebih banyak, karena semakin banyak praktisi yang lolos dalam validasi dan bekerja sama dalam mengajar, maka semakin tinggi indikator kinerja utama yang akan dicapainya.

"Para mahasiswa pun akan mendapatkan pengalaman lapangan yang berharga untuk memperkaya pemahaman mereka dalam dunia kerja yang sebenarnya. Melalui keterlibatan para praktisi yang memiliki pengalaman praktis di bidangnya, perkembangan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa diharapkan dapat meningkat," katanya.

Sejumlah tantangan utama dalam praktisi mengajar, Prof H Amir menyebut di antaranya pada proses validasi praktisi mengajar yang dilakukan Kemdikbudristek, kelengkapan administrasi yang diajukan oleh para praktisi, serta proses pemantau dan evaluasi para praktisi terhadap agenda rencana pembelajaran yang diajukan serta penilaian kemampuan dan kualitas pengajaran para praktisi.

"Saya ingatkan ke para praktisi untuk lebih berhati-hati dalam menyusun kelengkapan administrasi mereka untuk memastikan bahwa proses validasi dapat berjalan dengan lancar dan praktisi yang berkualitas dapat diberikan kesempatan untuk memberikan kontribusi maksimal dalam pendidikan," ucap Prof H Amir. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved