Klarisa Bayi 21 Bulan di Subang yang Tak Punya Tempurung Akhirnya Dirujuk ke RS Siloam Purwakarta

Seperti ketahui, setelah viral pemberitaan terkait Klarisa balita tak memiliki tempurung kepala yang nasibnya memperihatinkan tak bisa berobat.

|
Penulis: Ahya Nurdin | Editor: Ravianto
Dok Pemdes Cigugur Kaler Kec. Pusakajaya Kab. Subang.
Klarisa Amelia Putri balita tanpa Tempurung Kepala sedang menjalani pemeriksaan medis di RS.Siloam Purwakarta, Jumat (13/10/2023) malam. Dok Pemdes Cigugur Kaler Kec. Pusakajaya Kab. Subang. 

TRIBUNJABAR.ID, SUBANG - Setelah Viral diberitakan Tribunjabar, beberapa elemen masyarakat hingga Pemerintah Kabupaten Subang mulai turun tangan memerintahkan jajarannya untuk membantu pengobatan Klarisa Amelia Putri bayi tanpa tempurung kepala.

Rencananya hari ini, Unsur TNI-POLRi dan Muspika Kecamatan Pusajakaya akan mendatangi keluarga bayi 21 bulan itu untuk ikut membantu pengobatan Klarisa Amelia Putri yang saat ini sudah berada di RS Siloam Purwakarta.

Seperti ketahui, setelah viral pemberitaan terkait Klarisa bayi tanpa tempurung kepala yang nasibnya memperihatinkan tak bisa berobat.

bayi tanpa tempurung
Klarisa Amelia Putri balita tanpa Tempurung Kepala sedang menjalani pemeriksaan medis di RS.Siloam Purwakarta.

Pada Jumat (13/10/2023) malam, Pemerintah desa setempat langsung membawa Balita malang tersebut untuk mejalani perawatan medis di RS Siloam Purwakarta.

"Alhamdulillah! Tadi malam sekira pukul 21.00 WIB, Pemerintah Desa Cigugur Kaler langsung membawa Klarisa ke Rumah Sakit Siloam Purwakarta untuk menjalani perawatan," ujar H. Eryanto Nur Syahid Kepala Desa Cigugur Kaler Kecamatan Pusakajaya,kepada Tribunjabar.id, Sabtu(14/10/2023) pagi.

Menurut Eryanto, Pemerintah desa akan berusaha untuk membantu pengobatan Klarisa hingga sembuh.

"Kami pemerintah desa dibantu para Dermawan akan terus mengobati Klarisa hingga menjalani operasi, agar balita tersebut bisa hidup normal seperti balita umumnya," kata Eryanto

" Hingga Sabtu pagi ini, Klarisa bersama ibunya Meli Melawati masih berada di RS.Siloam Purwakarta untuk menjalani pengobatan dan observasi sambil menunggu pihak medis untuk mengambil langkah selanjutnya seperti operasi," imbuhnya

Eryanto juga mengajak masyarakat Subang yang punya kelebihan harta untuk sama-sama membantu pengobatan Klarisa Amelia Putri.

"Yuk kita sama-sama gotong royong untuk membantu pengobatan balita cantik yang lahir tanpa tempurung kepala tersebut. Bagi yang sudah membantu saya selaku Kades Cigugur Kaler mengucapkan banyak-banyak terima kasih atas segala dukungan baik moril maupun materil untuk membantu pengobatan dan  penyembuhan Klarisa agar bisa hidup normal seperti balita pada umumnya," ucapnya

Seperti diberitakan Tribunjabar.id, Jumat(13/10/2023) sore, Klarisa Amelia Putri (21 bulan) nasibnya sangat miriis dan memperihatinkan sejak lahir tak memiliki tempurung kepala bahkan tak bisa berobat karena keterbatasan ekonomi orangtuanya yang hanya single parents.

Klarisa merupakan buah hati Meli Melawati, warga Dusun Karang Tengah, RT 08/03, Desa Cigugur Kaler, Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang.

Meli mengatakan, kondisi Klarisa sebenarnya sudah diketahui sejak usia kehamilan menginjak enam bulan.

"Waktu itu pihak dokter juga menyarankan untuk digugurkan karena mempunyai kelainan sejak dini. Namun saya tetap bertahan untuk merawat kehamilannya hingga bayinya lahir," ujar Meli, Jumat (13/10/2023).

Meli tetap tegar untuk mengurus sendiri anak semata wayangnya. Sang suami telah menceraikannya beberapa bulan lalu.

"Saya sekarang berjuang sendiri merawat Klarisa. Sampai saat ini harus terus berobat," katanya.

Dia mengatakan, kondisi Klarisa sangat memprihatinkan. Keterbatasan biaya membuat Meli hanya bisa merawat Klarisa di rumah.

"Belum bisa berobat kemana-mana, tak ada biaya. Untuk makan saja sudah susah apalagi untuk berobat anak saya," katanya.

Dia mengatakan tak memiliki jaminan kesehatan dari pemerintah.

"Dulu ada jaminan kesehatan dari BPJS, ketika berobat. Sekarang BPJS sudah nunggak enggak bisa kebayar lagi. Jangankan buat berobat atau setor BPJS, buat makan saja sekarang dibantu oleh uwa, kakak dari orang tua saya. Orang tua saya pun sudah meninggal," ucap Meli dengan berlinang air mata.

Meli hanya mampu berharap ada uluran tangan dari dermawan yang bersedia membantu pengobatan anaknya.

"Klarisa kata dokter menderita penyakit Anencephaly atau anensefali adalah kondisi cacat lahir serius yang menyebabkan bayi terlahir tanpa sebagian otak dan tengkoraknya," katanya

Kondisi Klarisa diketahui Ketua Karang Taruna Kecamatan Pusakajaya, Hadiyanto, dan MAP Social Humanity, Ahmad Hidayat.

Mereka mendatangi kediaman Meli sambil memberikan titipan bantuan dari anggota DPRD Provinsi Jabar, Ineu Purwadewi, dari Fraksi PDI 

"Alhamdulilah sekarang sudah ada perhatian dari Pak Kuwu Cigugur Kaler dan Ketua Karang Taruna Kecamatan serta dari MAP Social Humanity. Saya sangat berterima kasih sekali kepada Pak kuwu yang rencananya akan membantu kami, terutama membereskan status kependudukan yang selama ini masih ngikut dengan orang tua. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dewan yang telah membantu untuk pengobatan anak saya," ucapnya.

Meli berharap ada dermawan yang bisa membantu membiayai pengobatan Klarisa agar bisa hidup normal seperti anak seusianya.

"Semoga pemerintah bisa turun tangah membantu biaya pengobatan anak saya agar bisa memiliki tempurung kepala dan semoga ada dermawan yang juga bersedia membantu pengobatan anak saya," ujarnya. (*)

Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Subang, Ahya Nurdin

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved