UPDATE Puluhan Murid SD Keracunan Cimin di KBB, Bahan dan Bumbu Mengandung Bakteri Bacillus Cereus

Bakteri Bacillus Cereus merupakan penyebab paling umum dari dua gejala klinis diare dan muntah pada kasus keracunan makanan

hilman kamaludin/tribun jabar
Petugas Puskesmas Saguling saat menunjukan sampel cimin yang diduga menyebabkan 34 siswa keracunan, Kamis (28/9/2023) 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Aci mini alias cimin yang menyebabkan 34 siswa SDN Jati 3, Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB) keracunan dipastikan mengandung bakteri.

Seperti diketahui, dari total 34 siswa yang keracunan itu 16 orang sempat dirawat inap di Puskesmas Saguling, satu siswa meninggal dunia saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Dustira, dan sisanya menjalani perawatan di klinik serta RSCK.

Setelah kejadian itu Dinas Kesehatan KBB melakukan uji laboratorium di Labkesda Jabar untuk terigu, bahan cabai kering, penyedap rasa, bumbu bawang, cimin siap goreng, bumbu keju, dan dan tepung singkong tapioka.

Baca juga: Hanya Tinggal 1 Pasien yang Dirawat, Seluruh Murid SD di KBB yang Keracunan Cimin Dinyatakan Sembuh

"Dari hasil uji laboratorium, ditemukan Bakteri Bacillus Cereus pada terigu, tepung singkong tapioka, dan bumbu rasa keju," ujar Kepala Dinas Kesehatan KBB, Hernawan Wijayanto saat dihubungi Tribun Jabar, Jumat (6/10/2023).

Ia mengatakan, bakteri Bacillus Cereus merupakan penyebab paling umum dari dua gejala klinis diare dan muntah pada kasus keracunan makanan karena bakteri itu menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan diare.

"Jadi diarenya itu lebih bersifat toksik dari pada jenis bakteri intoksikasi lainnya. Bakteri Bacillus Cereus akan tumbuh secara baik apabila substratnya mengandung karbohidrat," katanya.

Menurutnya, keracunan makanan akan timbul apabila seseorang menelan makanan atau minuman yang mengandung bakteri atau bentuk sporanya, kemudian bakteri bereproduksi dan menghasilkan toksin dalam usus.

Strain Bacillus Cereus yang bersifat patogenik, kata Hernawan, digolongkan ke dalam penyebab intoksikasi dan dapat dibedakan menjadi strain penyebab diare dan strain penyebab muntah.

"Strain penyebab diare dapat memproduksi enterotoksin yang dapat menyebabkan diare dan sakit perut, tetapi jarang didapatkan yang disertai dengan muntah," ucap Hernawan.

Menurut Hernawan, strain yang termasuk dalam golongan ini dapat tumbuh pada berbagai makanan dan mempunyai waktu inkubasi yang berkisar antara 8-16 jam sejak tertelan sampai timbulnya gejala intoksikasi.

Baca juga: UPDATE Keracunan Cimin di Bandung Barat, Penjual Cimin Dipulangkan, Tunggu Hasil Sampel

"Strain yang dapat menimbulkan gejala muntah bereproduksi toksin emetik dan mempunyai masa inkubasi yang lebih pendek sekitar 1-5 jam. Toksin ini juga menyebabkan timbulnya gejala muntah dan kadang-kadang diare," katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved