Hanya Tinggal 1 Pasien yang Dirawat, Seluruh Murid SD di KBB yang Keracunan Cimin Dinyatakan Sembuh

Hingga hari ini hanya tersisa satu pasien yang masih menjalani perawatan, namun kondisinya juga sudah membaik, sehingga pasien itu bisa pulang.

hilman kamaludin/tribun jabar
Petugas Puskesmas Saguling menunjukkan sampel cimin yang menyebabkan 34 siswa keracunan, Kamis (28/9/2023) 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Seluruh murid SDN Jati 3, Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang mengalami keracunan setelah mengonsumsi aci mini alias cimin dipastikan sudah sembuh.

Seperti diketahui, dari total 34 siswa yang keracunan itu 16 orang dirawat inap di Puskesmas Saguling. Sementara satu siswa meninggal dunia saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Dustira  dan sisanya menjalani perawatan di klinik serta RSCK.

Kepala Puskesmas Saguling, Burhan, mengatakan semua pasien yang menjalani rawat inap semua sudah diizinkan pulang karena kondisi mereka sudah membaik dan sudah tidak ada gejala seperti beberapa hari yang lalu.

"Alhamdulillah sekarang sudah tidak ada lagi (pasien keracunan) yang dirawat, mereka sudah sembuh jadi kami izinkan pulang ke rumah," ujarnya saat dihubungi, Minggu (1/10/2023).

Sebelumnya, mayoritas murid yang keracunan tersebut merasakan gejala seperti diare, mual, muntah, demam, dan pusing hingga mereka harus mendapat perawatan di puskesmas, rumah sakit, dan klinik setelah mengonsumsi cimin tersebut.

Ia mengatakan hingga hari ini hanya tersisa satu pasien yang masih menjalani perawatan, namun kondisinya juga sudah membaik, sehingga pasien terkahir tersebut bisa pulang ke rumahnya.

"Sampai siang pasien yang masih dirawat di Puskesmas Saguling hanya 1 orang tapi sore ini pulang, sehingga sudah tidak ada lagi yang dirawat inap," kata Burhan.

Burhan memastikan, berdasarkan hasil pemeriksaan semua pasien keracunan yang dirawat di Puskesmas Saguling sudah tidak ada gejala, namun masih perlu dilakukan pemantauan petugas surveilans puskesmas.

"Mereka pulang karena sudah tidak ada lagi gejala, itu setelah dilakukan pemeriksaan terakhir dan kondisi tubuhnya juga sudah membaik dari hari sebelumnya," ucapnya.

Camat Saguling, Kemal Adhiyaksa mengatakan, biaya pengobatan semua korban keracunan massal tersebut ditanggung pemerintah atau sudah dicover oleh Dinas Kesehatan KBB dan BPJS Kesehatan Penerima Bantuan Iuran (PBI).

"Kalau asuransi ini tercover di Dinkes, tapi ada untuk yang BPJS dari negara (PBI), jadi yang pasti semua pembiayaan ditanggung pemerintah," kata Kemal.


 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved