Bandung Kembali Darurat Sampah, Warga Diimbau untuk Memilah Sampah

Kota Bandung saat ini masuk status darurat sampah untuk itu warga diimbau untuk memilah sampah dari rumah

Penulis: Tiah SM | Editor: Siti Fatimah
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Warga menukar sampah rumah tangga yang memiliki nilai daur ulang dengan voucher di Bank Sampah Iduk Kota Bandung pada gelaran Bazar Bayar Pakai Sampah di area parkir Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (23/9/2023). 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Untuk mengatasi sampah berbagai cara dilakukan Pemkot.  Kota Bandung saat ini masuk status darurat sampah bahkan Zona Darurat sampah TPA Sarimukti hanya tinggal 240 ritase, atau hanya tinggal untuk 10 hari lagi. 

Menghadapi masalah tersebut Kepala Dinas  Lingkungan Hidup Kebersihan Kota Bandung Dudi Prayudi terus edukasi warga untuk memilah dari rumah.

Menurut  Berdasarkan surat dari kepala DLH  provinsi ada penambahan ritasi di zona super darurat,  sebanyak 817 ritase , " ujar Dudi, Kamis (5/10).

Warga melihat hasil kreasi daur ulang yang dipamerkan dan dilombakan pada gelaran Bazar Bayar Pakai Sampah di area parkir Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (23/9/2023).
Warga melihat hasil kreasi daur ulang yang dipamerkan dan dilombakan pada gelaran Bazar Bayar Pakai Sampah di area parkir Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (23/9/2023). (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

Walau ada tambahan ritase Dudi berupaya melakukan pengurangan sampah di sumber melalui penerapan Intruksi walikota dan surat edaran wali kota tentang kewajiban pengolahan mandiri dan berkelanjutan.

Sementara itu Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna menyambut positif upaya pengolahan sampah di berbagai sektor Kota Bandung.

Hal itu disampaikannya saat memantau penanganan sampah di sejumlah wilayah di Kota Bandung.

Beberapa wilayah yang dimonitor antara lain Kelurahan Sarijadi, kawasan belanja di Paris Van Java, Hotel Grand Tjokro, dan Tempat Pengolahan Sementara (TPS) Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB.

Ema menyatakan, saat ini Kawasan Bebas Sampah (KBS) di sejumlah wilayah Kota Bandung terus bertambah.

Misalnya di Kelurahan Sarijadi. Dari 11 RW yang ada, 5 di antaranya telah mendeklarasikan diri sebagai KBS.

Sedangkan di Kelurahan Isola, dari 6 RW di sana, 4 di antaranya sudah deklarasi KBS.

Selanjutnya di Kelurahan Lebak Siliwangi, dari 6 RW yang ada di sana, 5 di antaranya sudah deklarasi KBS.

Warga antre menukar sampah rumah tangga yang memiliki nilai daur ulang dengan voucher di Bank Sampah Iduk Kota Bandung pada gelaran Bazar Bayar Pakai Sampah di area parkir Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (23/9/2023).
Warga antre menukar sampah rumah tangga yang memiliki nilai daur ulang dengan voucher di Bank Sampah Iduk Kota Bandung pada gelaran Bazar Bayar Pakai Sampah di area parkir Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (23/9/2023). (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

“Masih ada Kelurahan Dago, di sana sudah ada 3 RW yang deklarasi KBS. Beberapa kewilayahan yang dimonitor hari ini seperti Kelurahan Gegerkalong dan Sukarasa, itu dilaporkan KBS-nya masih di skala RT. Tetapi kami rasa ini semua berproses,” kata Ema.

Ia menyebut, dampak dari darurat sampah yang sedang dihadapi Kota Bandung saat ini harus disikapi dengan kebiasaan baru yang permanen, yaitu pengolahan sampah dari skala terkecil.

Ema juga mengapresiasi sektor perbelanjaan dan perhotelan yang telah mengelola sampah secara mandiri. Di antaranya Paris Van Java dan Hotel Grand Tjokro.

“Di dua lokasi ini, sampah kami rasa sudah selesai secara mandiri. Kalaupun ada yang dibuang ke TPS, itu berbentuk residu yang teorinya hanya 10-15 persen saja. Tentu ini sangat meringankan,” kata Ema.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved