Harga Beras di Bandung Masih Tinggi Meski Sudah Ada Operasi Pasar Murah, Pedagang Makanan Mengeluh

Harga beras di pasar tradisional Bandung masih meroket meski sudah ada operasi pasar murah dan bansos.

Penulis: Nappisah | Editor: Seli Andina Miranti
Tribun Jabar/ Nappisah
Pedagang beras di Pasar Kiaracondong Kota Bandung, Rabu (27/9/2023) 

Laporan Wartawan TribunJabar, Nappisah

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Harga beras di pasar tradisional Bandung masih meroket meski sudah ada operasi pasar murah dan bansos.

Berdasarkan pantauan Tribunjabar.id, satu liter beras dibanderol Rp 14.000 per Kilogram hingga tembus Rp 16. 000 per kilonya.

Hal tesebut dikeluhkan oleh para pembeli, terutama pemilik warteg dan catering.

Salah seorang pemilik usaha kuliner, Sukiya (43) mengeluhkan harga beras yang terus naik secara signifikan.

"Bisnis tidak bisa mengandalkan bahan baku. Pasti ketika harga komoditas naik, modal jadinya bertambah," ujarnya, saat ditemui Tribunjabar.id di Jalan Soekarno-Hatta, Rabu (27/9/2023).

Strateginya saat harga komoditas naik, terutama beras dengan mengganti menu yang berbeda.

Baca juga: Harga Beras Naik, Pedagang di Cianjur Rasakan Penjualan Terus Menurun, Pasokan Pun Sulit

"Biasanya nasi dengan ayam, telur, dan bihun itu harganya Rp 25 ribu per paket. Sudah beberapa waktu harga beras naik, telur diganti dengan tahu," ungkapnya.

Warga asal Kiaracondong ini harus memutar otak agar menu yang ia tawarkan kepada pelanggan harga yang dipatok tidak ikut naik.

"Kadang diganti dengan olahan ikan, bila masih mahal cari alternatif lain untuk diolah. Agar orang-orang bisa makan dengan harga murah," imbuhnya.

Kendati demikian, bila harga bahan pokok terus meroket harga yang dibanderol terpaksa akan naik.

"Kalau hari biasa itu naik turun, tapi beras masih terus naik semoga bahan pokok lain tidak ikut naik juga," katanya.

Ia berharap, pemerintah bisa menekan harga bahan pokok agar tidak kembali meroket.

Sementara itu, pedagang beras Neneng (33) di Pasar Kiaracondong mengatakan imbas harga beras khawatir pembeli berkurang.

"Selalu dikeluhkan oleh pembeli, kenapa harga beras terus naik. Bukan kita mengambil keuntungan, memang harga gabah sangat tinggi," ujar Neneng.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved