Dedi Mulyadi : Pejabat Bicara Stunting Sambil Makan di Hotel, Anak yang Stunting Tidak Diberi Makan

Kang Dedi Mulyadi (KDM) mengatakan banyak pejabat edan yang memanfaatkan proyek penanganan stunting

Editor: Ichsan
dok.pribadi
Dedi Mulyadi : Pejabat Bicara Stunting Sambil Makan di Hotel, Anak yang Stunting Tidak Diberi Makan 

TRIBUNJABAR.ID - Kang Dedi Mulyadi (KDM) mengatakan banyak pejabat edan yang memanfaatkan proyek penanganan stunting atau gizi buruk untuk kepentingan pribadi.

Hal itu diungkapkan Dedi Mulyadi saat hadir di Safari Cinta KDM untuk Prabowo Subianto Pemimpin Istimewa di Desa Mekargalih, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Selasa 26 September malam.

Menurutnya penanganan gizi buruk atau stunting seolah menjadi proyek yang menguntungkan bagi para pejabat. Betapa tidak, mulai dari pencanangan, rapat hingga evaluasi digelar di hotel berbintang dan menghabiskan anggaran ratusan juta per kegiatan.

“Banyak pejabat edan, di tengah angka stunting yang meningkat anggaran habis untuk makan dan ngobrol di hotel. Kan saya banyak menemukan seperti itu,” kata Dedi Mulyadi.

KDM beberapa kali bertemu dengan sejumlah pejabat yang sedang asik makan dan ngobrol di hotel. Saat ditanya ternyata mereka sedang rapat terkait penanganan stunting.

Baca juga: Di Safari Cinta Dedi Mulyadi, Warna Budaya Jawa dan Sunda Disatukan dalam Pergelaran Wayang Janda

“Sedangkan yang gizi buruknya tidak diberi makan, malah pejabatnya yang makan enak, itu disebutnya pejabat edan. Kenapa disebut pejabat edan, karena makannya di hotel per paket bisa Rp 300 ribu, yang stuntingnya anak masyarakat, yang makan enaknya para pejabat,” ujarnya.

Kang Dedi mengatakan, seharusnya hal tersebut tidak terjadi. Negara harus menjamin kaum ibu mulai dari kehamilan hingga kelahiran. Jika ditemukan kasus stunting segera dibuatkan rujukan untuk mendapatkan susu, vitamin atau makanan di tempat yang telah ditentukan.

“Bukan sekadar menunggu proyek rapat di hotel. Proyeknya habis, stuntingnya naik, yang semakin sehat malah pejabat. Ini logika berpikir yang ngaco,” tegas pria yang identik dengan iket putih itu.

Ia mencontohkan, saat memimpin Purwakarta lebih memilih membuat gedung pertemuan sendiri yang bisa digunakan dalam kapasitas besar dan berkelanjutan. Sehingga anggaran untuk kegiatan di hotel bisa dialihkan untuk kepentingan masyarakat.

Baca juga: Ngefans Dedi Mulyadi dan Prabowo, Buruh Tani Ini Kayuh Sepeda Ontel Sembilan Hari ke Lembur Pakuan

“Dari pada uang habis untuk rapat di hotel lebih baik untuk membangun rumah rakyat miskin atau yang terkena musibah,” ucapnya.

Untuk itu ia ke depan bersama Prabowo Subianto akan memperjuangkan sejumlah program yang langsung bisa dirasakan manfaatnya. Sehingga ke depan uang negara tidak boleh lagi habis untuk kepentingan para pejabatnya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved